PERJAMUAN KUDUS ADALAH SYAHADAT PENGAKUAN IMAN
Tuhan Yesus telah memberi pewahyuan kepada Bapak Pdt. Dr. Yesaya Pariadji, Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia, untuk mengembalikan kuasa Perjamuan Kudus dan Minyak Urapan pada akhir zaman.
Berikut adalah doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus secara langsung kepada Bapak Pdt. Dr. Yesaya Pariadji untuk kita diucapkan sewaktu akan menerima Tubuh dan Darah Yesus.
I. KITA ANGKAT ROTI: YANG AKAN DIBENTUK MENJADI TUBUH KRISTUS
“Inilah roti yang turun dari Sorga, inilah tubuh Kristus yang tergantung di atas kayu salib.”
1. Pertama: Yang memberikan keselamatan, yang memberikan hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga. Dasar Firman Allah di dalam Yohanes 6:51 & 58 demikian: “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
2. Kedua: Untuk menyempurnakan tubuhku agar sehat sempurna. Untuk menyempurnakan jiwa dan rohku dan agar dibangkitkan pada akhir zaman. Dasar Firman Allah di dalam Yohanes 17:23 demikian: “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.” Yohanes 6:54 demikian: “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman”.
3. Ketiga: Inilah tubuh Kristus yang tergantung di atas kayu salib yang tertikam, tertombak, agar kami tidak terkapar di meja operasi, agar kami tidak terkapar di rumah sakit, agar kami tidak lumpuh, agar kami tidak pikun, tidak koma, dan tidak terkapar di rumah sakit atau ruang ICU. Aku tolak kanker, aku tolak tumor. Dasar Firman Allah di dalam Yesaya 53:3-5 demikian: “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
(mari kita makan Tubuh Kristus)
_____________________________________________________________________________________
II. KITA ANGKAT ANGGUR: YANG AKAN DIBENTUK MENJADI DARAH KRISTUS.
Di dalam nama Tuhan Yesus, inilah darah Yesus Kristus yang tertumpah di atas kayu salib, sebagai perjanjian yang baru dan kekal.
1. Pertama: Yang memberikan pengampunan atas dosa-dosa kami dan kami semua berjanji untuk hidup di dalam pertobatan. Dasar Firman Allah di dalam Matius 26:27-28 demikian: "Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa."
Ibrani 9:22 demikian: "Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan."
2. Kedua: Untuk menyucikan dan menguduskan kami, agar kami semua termeterai sebagai warga Sorga. Kami berdoa mempunyai rumah di Sorga dan di bumi. Dasar Firman Allah di dalam Yohanes 14:2-3 demikian: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.” Yohanes 17:22 demikian: “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.”
3. Ketiga: Di dalam nama Tuhan Yesus, oleh darahNya, oleh bilur-bilurNya kita semua disembuhkan. Mulai hari ini kami semua tidak akan migrain, tidak akan sakit kepala, tidak akan vertigo, tidak akan pendarahan. Kami tolak sakit kista dan tumor, kami tolak sakit jantung, kami tolak sakit paru-paru, kami tolak sakit lever, kami tolak sakit ginjal, kami tolak sakit diabetes, kami tolak sakit hepatitis, kami tolak darah tinggi dan darah rendah, kami tolak penyakit kulit. Darah Kristus membalut dan menyembuhkan segala penyakitku (…sebutkan sakit anda masing-masing). Dasar Firman Allah di dalam Yesaya 53:5 demikian: “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
1 Petrus 2:24 demikian: “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
4. Keempat: Di dalam nama Tuhan Yesus, Tuhan Yesus yang mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus ini lebih dari Roti Manna. Dasar Firman Allah di dalam Yohanes 6:30-3 demikian: "Maka kata mereka kepada-Nya: Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihat dan percayakepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: "Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan memberikan hidup kepada dunia." Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." Keluaran 16:12-13,35 demikian: "...Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allahmu. Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan." Ulangan 8:4 demikian: "Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini."
Bangsa Israel dengan Roti Manna menuju Tanah Perjanjian selama 40 tahun di Padang Gurun.
Pertama: Setiap hari, selama 40 tahun, tinggal makan tidur . Artinya, kami tidurpun diberkati.
Kedua: Dengan Roti Manna selama 40 tahun, setiap hari Jubah baru (baju baru). Artinya, kami mulia, siap terbang ke Sorga.
Ketiga: Dengan Roti Manna selama 40 tahun, setiap hari kasut baru (sepatu baru). Artinya, kami tidak jadi ekor, kami menjadi kepala. Kami tidak turun tapi naik. Kita tolak gagal, kami tolak miskin, kami tolak bangkrut, kita tolak kekurangan, kita tolak hutang-hutang pribadi.
(mari kita minum Darah Kristus)
Posted by Samuel Edwin
Labels: darah, perjamuan kudus, tubuh, Yesus Kristus
http://minyakanggur.blogspot.com/2009/03/perjamuan-kudus-adalah-syahadat.html
Tujuan blog ini yaitu, "Menghadirkan Kerajaan Allah dan Kuasa-Nya". Sehingga setiap orang yang merasakan kuasa-Nya, menyadari bahwa Kerajaan Allah ada bersama dengannya.
Entri Populer
-
Sejak berdirinya pelayanan Tiberias tanggal 22 Mei 1988 dan menjadi sebuah gereja secara organisasi pada tanggal 17 Agustus 1990 sampai deng...
-
PERJAMUAN KUDUS ADALAH SYAHADAT PENGAKUAN IMAN Tuhan Yesus telah memberi pewahyuan kepada Bapak Pdt. Dr. Yesaya Pariadji, Gembala Sidang Ger...
Sabtu, 22 September 2012
Senin, 17 September 2012
Orang Muda Yang Kaya
Matius 19:16-26
Banyak cerita atau khotbah yang menafsirkan lubang jarum di dalam perikop ini sebagai sebuah pintu di Yerusalem yang sangat kecil. Ini sebenarnya merupakan penafsiran yang salah. Penafsiran yang salah ini baru muncul pada abad ke-5 atau ke-6 dari seorang uskup. Uskup tersebut memikirkan kesulitan dari istilah ‘lubang jarum’ dan kemudian terbentuklah kreativitas ini. Namun penafsiran ini sebenarnya kurang tepat dan bukan yang Tuhan maksudkan.
Hampir semua penafsiran yang baik menjelaskan bahwa tidak pernah ada pintu di Yerusalem yang disebut the eye of the needle. Tuhan sebenarnya sedang menyindir, sebab lubang jarum adalah lubang terkecil yang bisa dibayangkan pada jaman itu, dan unta yang Ia maksudkan adalah sungguh-sungguh unta. Oleh karena itulah murid-murid menjadi gempar, sebab kalau begitu “Siapa yang bisa diselamatkan?” Tuhan Yesus kemudian mengkonfirmasikan bahwa hal itu memang tidak mungkin bagi manusia, tapi mungkin bagi Allah. Di sini kita akan diajarkan ketidakmungkinan salvation by works (keselamatan melalui usaha manusia), tapi keselamatan hanya datang dengan pekerjaan Tuhan.
Pertama-tama, kita harus perhatikan beberapa kehebatan orang muda yang mendatangi Yesus ini. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, kita dapat melihat Markus 10 dan Lukas 18. Beberapa kehebatan pemuda itu adalah:
Muda. Di Matius 10:22, dia digambarkan sebagai seorang yang masih muda. Dan ia adalah
seorang muda yang memiliki banyak kelebihan.
Kaya. Bila poin ini digabung dengan poin pertama, berarti dia masih muda dan kaya. Pada zaman Yesus, hanya ada sedikit orang yang kaya, misalnya Herodes yang empunya setengah kerajaan, atau bangsawan atau bisa juga saudagar. Kemungkinan anak muda ini adalah seorang bangsawan Yahudi yang juga tidak banyak jumlahnya saat itu. Tidak hanya kaya, dia masih muda, sehingga masih banyak hal yang dapat dilakukannya.
Pemimpin. Di dalam Injil Lukas diceritakan bahwa pemuda ini merupakan seorang pemimpin,
kemungkinan besar sebagai pemimpin di jemaat Yahudi pada saat itu. Mungkin ia berperan
sebagai salah satu dari para tua-tua, walaupun umurnya masih muda, dan bisa juga dia
mempunyai kapasitas mengajar dan lain sebagainya.
Moralnya tinggi. Ketika Tuhan berkata “jangan membunuh, jangan berzinah, dsb …”, dia
menjawab telah melakukan semua itu sejak masa kecilnya.
Rendah hati. Di Markus dikatakan bagaimana dia datang dengan berlari dan berlutut kepada
Yesus.
Saudara-saudara, siapakah di antara kita yang memiliki karakter-karakter di atas? Namun demikian dengan segala kehebatannya anak muda ini tetap datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus ia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Ia sadar bahwa di dalam segala kehebatannya dan apa yang ia miliki, ada sesuatu yang kurang di dalam hidupnya. Kalau kita pikir lebih lanjut lagi, waktu Tuhan Yesus berkata jangan membunuh, jangan berzinah, maka seharusnya dia tidak menjawab dengan perkataan selanjutnya. Harusnya ia menjawab, “Semua itu telah kuturuti, aku bersukacita, karena aku telah berhasil melakukan semuanya, dan percaya bahwa aku telah selamat”. Namun tidak begitu, anak muda itu malah menjawab, “Semua itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”. Berarti dia tidak puas dengan perkataan Tuhan Yesus yang benar itu. Dia tahu bahwa masih ada yang kurang,walaupun ia melakukan dan memiliki apa yang orang-orang dunia ini inginkan, tapi terus ada sesuatu yang kurang.
Peristiwa ini mengungkapkan kebenaran Alkitab, intisari dari Firman Tuhan. Agustinus mengatakan bahwa ,“Thou has created me for Thee and my heart is restless till I rest in Thee”/”Engkau telah menciptakan diriku bagiMu, dan hatiku resah sampai aku mendapatkan istirahat di dalam Engkau.” Di dalam hidup kita sebagai manusia, ada tempat yang kosong dan tidak bisa diisi oleh apapun, kecuali Yesus hadir di situ. Tapi orang-orang dunia ini terus mencoba mengisinya dengan berbagai macam hal, seperti karir, kekayaan, kemewahan, obat terlarang, seks bebas dan kekuasaan. Mereka melakukan itu dengan tujuan mengisi hati mereka yang paling dalam. Pengajaran Firman Tuhan di dalam Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa ketika segala sesuatu telah didapatkan, hal itu tidak akan pernah dapat mengisi kekosongan jiwa manusia.
Pemuda ini juga mencoba mengisi kekosongan hidupnya dengan melakukan perbuatan baik. Jadi dia menanyakan apa yang masih kurang. Inilah kesalahan pertama dari pemuda ini. Dia mencoba mengisi kekosongan hatinya dengan perbuatan, dan berbuat lebih lagi. Meskipun itu adalah perbuatan baik. Inilah yang membuat inti Kekristenan berbeda dengan agama. Semua agama mengajarkan perbuatan baik. Tapi kita harus lihat apa fungsi dari perbuatan baik itu di dalam setiap agama yang ada. Alkitab melihat fungsi perbuatan baik itu berbeda sama sekali dengan agama-agama lain. Alkitab mengajarkan bahwa masalah manusia pertama-tama bukan di dalam perbuatannya. Masalah manusia adalah di dalam dirinya yang berdosa. Bukan apa yang dia lakukan, tapi siapakah jati dirinya, keadaan rohaninya di hadapan Tuhan. Inilah yang menjadi perbedaan yang sesungguhnya antara Kekristenan dengan agama-agama yang lain. Inilah inti Kekristenan, bahwa kita tidak bisa diselamatkan dengan berbuat baik.
Kita dapat melihat Rasul Paulus dalam pertumbuhannya. Semakin ia bertumbuh menyerupai Kristus, semakin ia sadar akan keberdosaannya. Pada awalnya dia berkata bahwa di antara para Rasul, dialah yang terkecil. Kemudian di surat berikutnya, dia menyatakan dirinya sebagai yang terhina di antara seluruh orang percaya. Kemudian menjelang akhir hidupnya di dalam 1 Timotius, dia mengatakan bahwa di antara orang-orang berdosa, maka dialah yang paling berdosa. Inilah pertumbuhan orang Kristen yang berbeda sekali dengan agama lain. Makin bertumbuh, makin sadar akan perlunya anugerah Tuhan. Kalau kita tidak sadar bahwa kita perlu anugerah Tuhan, itu menjadi tanda tanya besar. Bisa jadi iman percaya kita sedang tidur dan mungkin kita tidak sedang bertumbuh. Apakah saudara sadar perlu anugerah Tuhan di dalam hidup?
Kita melihat di sini pemuda ini terus mencoba melakukan lebih banyak perbuatan baik. Maka Tuhan sebenarnya hanya memberikan satu perintah di sini, yang bisa disimpulkan sebagai kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (ayat 19). Walaupun pemuda itu menjawab ia telah mentaati segala perintah Tuhan, tetapi sebenarnya Tuhan sendiri akhirnya yang membongkar hati pemuda itu. Tuhan membongkarnya dengan menyuruhnya menjual seluruh hartanya dan membagikannya kepada orang miskin lalu mengikut Tuhan. Pemuda itu langsung gagal. Maka waktu ia berkata bahwa ia telah melakukan semuanya, sebenarnya itu hanya secara permukaan saja. Perbuatan-perbuatan baiknya hanya diukur dengan standar orang-orang lain pada saat itu. Ini sekali lagi menekankan poin the impossibility of salvation by works. Tidak mungkin manusia diselamatkan hanya melalui usahanya sendiri, betapa pun hebat, besar dan sungguh-sungguhnya ia melakukan perbuatan baik itu. Bila manusia melakukan itu tanpa didasari oleh hidup yang telah mati bagi Kristus, dan hidup yang baru hidup yang telah diberikan oleh Kristus, maka perbuatan baik apa pun yang kita kerjakan hanyalah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya: kain kotor yang tidak berarti. Sesungguh-sungguhnya di dalam hati kita yang telanjang di hadapan Tuhan, tidak ada apapun yang bisa kita kerjakan yang boleh membawa kita diselamatkan di hadapan Tuhan. Tuhan pemilik alam semesta, Tuhan bisa mengerjakan segala sesuatu, Tuhan tidak membutuhkan perbuatan baik kita. Yang Tuhan perlukan ialah hati yang hancur, hati yang remuk, yang sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa dan sudah tidak mencapai apa yang Tuhan kehendaki, dan memohon pengampunan dari Tuhan, meminta belas kasihan.
Tuhan selanjutnya menunjukkan bahwa pemuda itu sesungguhnya bukan mengikut Tuhan, tapi mengikut hartanya. Di sini saya ingin menambahkan selain the impossibility of salvation by works, juga ada the snare of wealth/jebakan harta benda. Ini memang sangat sulit, karena sudah tertanam begitu dalam di hidup kita. Betulkah hidup kita tidak mengejar harta? Misalnya, mungkin kita sering kali memilih sekolah dan karir semata-mata karena persoalan ekonomi. Oleh karena itu kita harusnya bertanya kepada diri kita sendiri: apakah pilihan sekolah/karir kita didasarkan oleh karena mengerti kelebihan dan beban yang Tuhan berikan supaya kita boleh berkarya di situ bagiNya, atau karena pada akhirnya lebih mudah mencari uang dan pekerjaan? Alkitab berkali-kali memberi peringatan kepada kita betapa bahayanya cinta uang itu. Terlalu banyak Alkitab mengajar memberi peringatan, sehingga jangan sampai kita kita dibodohi dan dipegang oleh harta yang akhirnya terus menguasai seluruh hidup kita. Biarlah kita belajar dari kisah akan Tuhan yang bertemu dengan pemuda yang kaya dan suskes ini, yang akhirnya pergi dengan sedih sebab tidak dapat melepas hatinya dari hartanya.
Lalu apakah mengikut Tuhan berarti harus hidup miskin? Apakah perintah ini berlaku bagi kita semua? Jawabannya memang pasti tidak, sebab Alkitab mencatat banyak orang-orang kaya yang mengikut Tuhan, misalnya Abraham. Jadi, bukan berarti orang yang mengikut Tuhan harus miskin. Tapi Robert Gundry memberikan satu pernyataan yang menarik, “That Jesus did not command all his followers to sell all their possessions gives comfort only to the kind of people to whom he would issue that command”. Maksudnya, bagi anak muda ini, Tuhan perintahkan dia untuk jual seluruh hartanya, karena Tuhan tahu bahwa harta itu adalah tuhan bagi anak muda itu. Maka kita juga tidak layak mengikut Tuhan apabila kita menjadikan harta sebagai tuhan kita, terlepas dari kita kaya atau miskin. Yang Tuhan tekankan dalam ‘menjual harta untuk dibagikan kepada orang miskin’ ialah di bagian yang kedua, yaitu kemudian perintah untuk kemudian mengikuti Dia. Ini adalah undivided loyalty, kesetiaan yang tidak terbagi-bagi: Tuhanlah yang paling utama. Tuhan bukan menjadi prioritas pertama, kemudian gereja kedua dan keluarga ketiga dst. Tidak, Kristus harus menjadi fokus utama dari seluruh hidup kita. Karena bila Dia menjadi prioritas utama, maka kita akan menjadi tidak bertanggung jawab di bagian-bagian yang lain. Tetapi Kristus sebagai fokus utama berarti memuliakan Tuhan di dalam setiap hal yang kita lakukan di dalam hidup ini.
Undivided loyalty ini tidak bisa muncul dari perbuatan dan kekuatan kita. Kita harus telah mati bersama-sama dengan Kristus dan hidup dengan Kristus di dalam kita, sebelum kita bisa menjadikan Kristus sebagai fokus kita. Tuhan tidak meminta pemuda itu untuk berandai-andai bahwa bila dia menjual seluruh hartanya, agar dia diselamatkan. Tidak, tapi Tuhan tahu bahwa hati pemuda itu dikuasai oleh hartanya. Maka tuhannya itu harus dibuang dan dibunuh dari hidup pemuda itu, sehingga Kristus bisa bertahta di dalam hidup kita. Dan hal itu hanya bisa terjadi kalau Kristus menyelamatkan kita. Oleh karena itulah Tuhan Allah mengirimkan anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus turun ke dunia, datang ke dalam dunia, menjadi manusia, menderita, mati dan bangkit. Bila manusia bisa diselamatkan dengan perbuatan baiknya sendiri, maka Tuhan Yesus tidak perlu datang ke dunia. Firman Tuhan sudah menekankan bahwa hal itu tidak mungkin, sebab selalu ada dosa di dalam perbuatan baik manusia. Karena itulah Kristus harus datang dan mati. Segala sesuatu memang tidak mungkin bagi manusia, tapi mungkin bagi Allah.
Tanggal: 23 November 2008
Pengkotbah: Pdt. Budy Setiawan
Ringkasan oleh: Andy Lasmono | Diperiksa oleh Christian Tirtha
Banyak cerita atau khotbah yang menafsirkan lubang jarum di dalam perikop ini sebagai sebuah pintu di Yerusalem yang sangat kecil. Ini sebenarnya merupakan penafsiran yang salah. Penafsiran yang salah ini baru muncul pada abad ke-5 atau ke-6 dari seorang uskup. Uskup tersebut memikirkan kesulitan dari istilah ‘lubang jarum’ dan kemudian terbentuklah kreativitas ini. Namun penafsiran ini sebenarnya kurang tepat dan bukan yang Tuhan maksudkan.
Hampir semua penafsiran yang baik menjelaskan bahwa tidak pernah ada pintu di Yerusalem yang disebut the eye of the needle. Tuhan sebenarnya sedang menyindir, sebab lubang jarum adalah lubang terkecil yang bisa dibayangkan pada jaman itu, dan unta yang Ia maksudkan adalah sungguh-sungguh unta. Oleh karena itulah murid-murid menjadi gempar, sebab kalau begitu “Siapa yang bisa diselamatkan?” Tuhan Yesus kemudian mengkonfirmasikan bahwa hal itu memang tidak mungkin bagi manusia, tapi mungkin bagi Allah. Di sini kita akan diajarkan ketidakmungkinan salvation by works (keselamatan melalui usaha manusia), tapi keselamatan hanya datang dengan pekerjaan Tuhan.
Pertama-tama, kita harus perhatikan beberapa kehebatan orang muda yang mendatangi Yesus ini. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, kita dapat melihat Markus 10 dan Lukas 18. Beberapa kehebatan pemuda itu adalah:
Muda. Di Matius 10:22, dia digambarkan sebagai seorang yang masih muda. Dan ia adalah
seorang muda yang memiliki banyak kelebihan.
Kaya. Bila poin ini digabung dengan poin pertama, berarti dia masih muda dan kaya. Pada zaman Yesus, hanya ada sedikit orang yang kaya, misalnya Herodes yang empunya setengah kerajaan, atau bangsawan atau bisa juga saudagar. Kemungkinan anak muda ini adalah seorang bangsawan Yahudi yang juga tidak banyak jumlahnya saat itu. Tidak hanya kaya, dia masih muda, sehingga masih banyak hal yang dapat dilakukannya.
Pemimpin. Di dalam Injil Lukas diceritakan bahwa pemuda ini merupakan seorang pemimpin,
kemungkinan besar sebagai pemimpin di jemaat Yahudi pada saat itu. Mungkin ia berperan
sebagai salah satu dari para tua-tua, walaupun umurnya masih muda, dan bisa juga dia
mempunyai kapasitas mengajar dan lain sebagainya.
Moralnya tinggi. Ketika Tuhan berkata “jangan membunuh, jangan berzinah, dsb …”, dia
menjawab telah melakukan semua itu sejak masa kecilnya.
Rendah hati. Di Markus dikatakan bagaimana dia datang dengan berlari dan berlutut kepada
Yesus.
Saudara-saudara, siapakah di antara kita yang memiliki karakter-karakter di atas? Namun demikian dengan segala kehebatannya anak muda ini tetap datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus ia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Ia sadar bahwa di dalam segala kehebatannya dan apa yang ia miliki, ada sesuatu yang kurang di dalam hidupnya. Kalau kita pikir lebih lanjut lagi, waktu Tuhan Yesus berkata jangan membunuh, jangan berzinah, maka seharusnya dia tidak menjawab dengan perkataan selanjutnya. Harusnya ia menjawab, “Semua itu telah kuturuti, aku bersukacita, karena aku telah berhasil melakukan semuanya, dan percaya bahwa aku telah selamat”. Namun tidak begitu, anak muda itu malah menjawab, “Semua itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”. Berarti dia tidak puas dengan perkataan Tuhan Yesus yang benar itu. Dia tahu bahwa masih ada yang kurang,walaupun ia melakukan dan memiliki apa yang orang-orang dunia ini inginkan, tapi terus ada sesuatu yang kurang.
Peristiwa ini mengungkapkan kebenaran Alkitab, intisari dari Firman Tuhan. Agustinus mengatakan bahwa ,“Thou has created me for Thee and my heart is restless till I rest in Thee”/”Engkau telah menciptakan diriku bagiMu, dan hatiku resah sampai aku mendapatkan istirahat di dalam Engkau.” Di dalam hidup kita sebagai manusia, ada tempat yang kosong dan tidak bisa diisi oleh apapun, kecuali Yesus hadir di situ. Tapi orang-orang dunia ini terus mencoba mengisinya dengan berbagai macam hal, seperti karir, kekayaan, kemewahan, obat terlarang, seks bebas dan kekuasaan. Mereka melakukan itu dengan tujuan mengisi hati mereka yang paling dalam. Pengajaran Firman Tuhan di dalam Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa ketika segala sesuatu telah didapatkan, hal itu tidak akan pernah dapat mengisi kekosongan jiwa manusia.
Pemuda ini juga mencoba mengisi kekosongan hidupnya dengan melakukan perbuatan baik. Jadi dia menanyakan apa yang masih kurang. Inilah kesalahan pertama dari pemuda ini. Dia mencoba mengisi kekosongan hatinya dengan perbuatan, dan berbuat lebih lagi. Meskipun itu adalah perbuatan baik. Inilah yang membuat inti Kekristenan berbeda dengan agama. Semua agama mengajarkan perbuatan baik. Tapi kita harus lihat apa fungsi dari perbuatan baik itu di dalam setiap agama yang ada. Alkitab melihat fungsi perbuatan baik itu berbeda sama sekali dengan agama-agama lain. Alkitab mengajarkan bahwa masalah manusia pertama-tama bukan di dalam perbuatannya. Masalah manusia adalah di dalam dirinya yang berdosa. Bukan apa yang dia lakukan, tapi siapakah jati dirinya, keadaan rohaninya di hadapan Tuhan. Inilah yang menjadi perbedaan yang sesungguhnya antara Kekristenan dengan agama-agama yang lain. Inilah inti Kekristenan, bahwa kita tidak bisa diselamatkan dengan berbuat baik.
Kita dapat melihat Rasul Paulus dalam pertumbuhannya. Semakin ia bertumbuh menyerupai Kristus, semakin ia sadar akan keberdosaannya. Pada awalnya dia berkata bahwa di antara para Rasul, dialah yang terkecil. Kemudian di surat berikutnya, dia menyatakan dirinya sebagai yang terhina di antara seluruh orang percaya. Kemudian menjelang akhir hidupnya di dalam 1 Timotius, dia mengatakan bahwa di antara orang-orang berdosa, maka dialah yang paling berdosa. Inilah pertumbuhan orang Kristen yang berbeda sekali dengan agama lain. Makin bertumbuh, makin sadar akan perlunya anugerah Tuhan. Kalau kita tidak sadar bahwa kita perlu anugerah Tuhan, itu menjadi tanda tanya besar. Bisa jadi iman percaya kita sedang tidur dan mungkin kita tidak sedang bertumbuh. Apakah saudara sadar perlu anugerah Tuhan di dalam hidup?
Kita melihat di sini pemuda ini terus mencoba melakukan lebih banyak perbuatan baik. Maka Tuhan sebenarnya hanya memberikan satu perintah di sini, yang bisa disimpulkan sebagai kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (ayat 19). Walaupun pemuda itu menjawab ia telah mentaati segala perintah Tuhan, tetapi sebenarnya Tuhan sendiri akhirnya yang membongkar hati pemuda itu. Tuhan membongkarnya dengan menyuruhnya menjual seluruh hartanya dan membagikannya kepada orang miskin lalu mengikut Tuhan. Pemuda itu langsung gagal. Maka waktu ia berkata bahwa ia telah melakukan semuanya, sebenarnya itu hanya secara permukaan saja. Perbuatan-perbuatan baiknya hanya diukur dengan standar orang-orang lain pada saat itu. Ini sekali lagi menekankan poin the impossibility of salvation by works. Tidak mungkin manusia diselamatkan hanya melalui usahanya sendiri, betapa pun hebat, besar dan sungguh-sungguhnya ia melakukan perbuatan baik itu. Bila manusia melakukan itu tanpa didasari oleh hidup yang telah mati bagi Kristus, dan hidup yang baru hidup yang telah diberikan oleh Kristus, maka perbuatan baik apa pun yang kita kerjakan hanyalah seperti yang dikatakan oleh Nabi Yesaya: kain kotor yang tidak berarti. Sesungguh-sungguhnya di dalam hati kita yang telanjang di hadapan Tuhan, tidak ada apapun yang bisa kita kerjakan yang boleh membawa kita diselamatkan di hadapan Tuhan. Tuhan pemilik alam semesta, Tuhan bisa mengerjakan segala sesuatu, Tuhan tidak membutuhkan perbuatan baik kita. Yang Tuhan perlukan ialah hati yang hancur, hati yang remuk, yang sadar bahwa dirinya adalah orang berdosa dan sudah tidak mencapai apa yang Tuhan kehendaki, dan memohon pengampunan dari Tuhan, meminta belas kasihan.
Tuhan selanjutnya menunjukkan bahwa pemuda itu sesungguhnya bukan mengikut Tuhan, tapi mengikut hartanya. Di sini saya ingin menambahkan selain the impossibility of salvation by works, juga ada the snare of wealth/jebakan harta benda. Ini memang sangat sulit, karena sudah tertanam begitu dalam di hidup kita. Betulkah hidup kita tidak mengejar harta? Misalnya, mungkin kita sering kali memilih sekolah dan karir semata-mata karena persoalan ekonomi. Oleh karena itu kita harusnya bertanya kepada diri kita sendiri: apakah pilihan sekolah/karir kita didasarkan oleh karena mengerti kelebihan dan beban yang Tuhan berikan supaya kita boleh berkarya di situ bagiNya, atau karena pada akhirnya lebih mudah mencari uang dan pekerjaan? Alkitab berkali-kali memberi peringatan kepada kita betapa bahayanya cinta uang itu. Terlalu banyak Alkitab mengajar memberi peringatan, sehingga jangan sampai kita kita dibodohi dan dipegang oleh harta yang akhirnya terus menguasai seluruh hidup kita. Biarlah kita belajar dari kisah akan Tuhan yang bertemu dengan pemuda yang kaya dan suskes ini, yang akhirnya pergi dengan sedih sebab tidak dapat melepas hatinya dari hartanya.
Lalu apakah mengikut Tuhan berarti harus hidup miskin? Apakah perintah ini berlaku bagi kita semua? Jawabannya memang pasti tidak, sebab Alkitab mencatat banyak orang-orang kaya yang mengikut Tuhan, misalnya Abraham. Jadi, bukan berarti orang yang mengikut Tuhan harus miskin. Tapi Robert Gundry memberikan satu pernyataan yang menarik, “That Jesus did not command all his followers to sell all their possessions gives comfort only to the kind of people to whom he would issue that command”. Maksudnya, bagi anak muda ini, Tuhan perintahkan dia untuk jual seluruh hartanya, karena Tuhan tahu bahwa harta itu adalah tuhan bagi anak muda itu. Maka kita juga tidak layak mengikut Tuhan apabila kita menjadikan harta sebagai tuhan kita, terlepas dari kita kaya atau miskin. Yang Tuhan tekankan dalam ‘menjual harta untuk dibagikan kepada orang miskin’ ialah di bagian yang kedua, yaitu kemudian perintah untuk kemudian mengikuti Dia. Ini adalah undivided loyalty, kesetiaan yang tidak terbagi-bagi: Tuhanlah yang paling utama. Tuhan bukan menjadi prioritas pertama, kemudian gereja kedua dan keluarga ketiga dst. Tidak, Kristus harus menjadi fokus utama dari seluruh hidup kita. Karena bila Dia menjadi prioritas utama, maka kita akan menjadi tidak bertanggung jawab di bagian-bagian yang lain. Tetapi Kristus sebagai fokus utama berarti memuliakan Tuhan di dalam setiap hal yang kita lakukan di dalam hidup ini.
Undivided loyalty ini tidak bisa muncul dari perbuatan dan kekuatan kita. Kita harus telah mati bersama-sama dengan Kristus dan hidup dengan Kristus di dalam kita, sebelum kita bisa menjadikan Kristus sebagai fokus kita. Tuhan tidak meminta pemuda itu untuk berandai-andai bahwa bila dia menjual seluruh hartanya, agar dia diselamatkan. Tidak, tapi Tuhan tahu bahwa hati pemuda itu dikuasai oleh hartanya. Maka tuhannya itu harus dibuang dan dibunuh dari hidup pemuda itu, sehingga Kristus bisa bertahta di dalam hidup kita. Dan hal itu hanya bisa terjadi kalau Kristus menyelamatkan kita. Oleh karena itulah Tuhan Allah mengirimkan anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus turun ke dunia, datang ke dalam dunia, menjadi manusia, menderita, mati dan bangkit. Bila manusia bisa diselamatkan dengan perbuatan baiknya sendiri, maka Tuhan Yesus tidak perlu datang ke dunia. Firman Tuhan sudah menekankan bahwa hal itu tidak mungkin, sebab selalu ada dosa di dalam perbuatan baik manusia. Karena itulah Kristus harus datang dan mati. Segala sesuatu memang tidak mungkin bagi manusia, tapi mungkin bagi Allah.
Tanggal: 23 November 2008
Pengkotbah: Pdt. Budy Setiawan
Ringkasan oleh: Andy Lasmono | Diperiksa oleh Christian Tirtha
Jumat, 08 Juni 2012
KONTROVERSI PENGGUNAAN NAMA "ALLAH"
Akhir-akhir ini ada sekelompok orang Kristen yang tidak mau menggunakan nama "Allah" untuk sesembahan orang percaya tapi mengganti nama Allah dalam Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dengan Eloim (seharusnya: Elohim), nama "TUHAN" dengan Yahweh, nama "Yesus Kristus" dengan Yesua Hamasiah. Alasannya antara lain:
1. Allah adalah dewa/berhala yang disembah orang Arab, sebagai dewa air, dewa bulan, dll.
2. Nama "Allah" berasal dari Babilonia yang menyembah berhala, lalu menyebar ke Arab.
3. Allah adalah nama Tuhannya umat Islam, bukan umat Kristen.
4. Nama diri (proper name) Tuhan adalah Yahweh, berarti mengganti namanya dengan "Allah" adalah salah bahkan dianggap menghujat Yahweh, karena telah mengganti nama-Nya dengan nama dewa atau berhala (I Taw. 16:26). Ini berarti semua kata penyebutan dalam bahasa apapun di dunia untuk Tuhan [misalnya: "God" (Inggris), Gott (Jerman), Dieu (Perancis), Debata Mulajadi Na Bolon (Batak), Gusti (Sunda/Jawa)] harus diganti dengan kata Yahweh atau Elohim, karena nama lain identik dengan nama dewa.
Nama Yahweh harus dimuliakan dan dikuduskan (Kel 20:7, Mat. 6:9), karena nama Yahweh adalah nama Tuhan yang satu-satunya dan turun temurun (Yes. 42:8, Kel. 3:15, Zach. 14:9).
Beberapa hal yang perlu kita pahami dulu sebelum kita menyetujui atau menolak pandangan tersebut. Antara lain:
Dalam Alkitab Ibrani (Masoret Text) ada tiga nama utama yang digunakan untuk menunjuk kepada "The Supreme God" ini yang pertama adalah:
1. El/Elohim.
Nama El dan Elohim bisa digunakan sebagai gelar/sebutan/panggilan umum (generic appelative) ataupun nama diri (proper name), tergantung konteksnya. Mis: Kej. 33:20 "Allah (Elohim) Israel adalah Allah (El). Namun nama El lebih banyak digunakan sebagai "nama diri" Tuhan, sedangkan Elohim lebih banyak digunakan sebagai "sebutan/gelar/panggilan umum". Nama El juga disejajarkan dengan nama Yahweh. Mis: Ul. 9:5 "Aku, TUHAN (Yahweh), Allahmu (Elohim), adalah Allah (El) yang cemburu; Kej. 28:16-19, dll.
2. YHWH
YHWH (atau YHVH) yang disebut dengan istilah: Tetragrammaton. Nama ini baru dikenal Musa sebagai pribadi yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Kel. 6:1-2 "Akulah TUHAN (Yahweh), Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah (El) yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN (Yahweh), Aku belum menyatakan diri. (Bnd. Kel. 3:13-14). Jadi pada masa patriakh nama "El/Elohim"-lah yang digunakan dan baru pada masa Keluaran nama Yahweh dinyatakan kepada Musa. Dengan demikian pandangan bahwa nama Yahweh adalah nama satu-satunya dari kekal sampai kekal tidak benar. Lagipula sekalipun nama Yahweh telah diperkenalkan, ternyata nama El sebagai nama diri masih dipakai juga bahkan sampai sesudah Pembuangan di Babel sebagai pengganti nama Yahweh (Yes 40:18; 43:10-12).Nama ketiga dalam bahasa Ibrani adalah:
3. ADONAI
ADONAI, diterjemahkan sebagai "Tuan" atau "Tuhan" (beda dengan Yahweh yang diterjemahkan "TUHAN"). Dalam PL sekitar 300 kali Adonai dipakai sebagai kata di depan Yahweh. Oleh LAI agar tidak menimbulkan pengulangan tidak diterjemahkan menjadi "Tuhan TUHAN", tapi "Tuhan ALLAH" (beda penulisan dengan "Allah" yang merupakan terjemahan dari El/Elohim).Pada abad ke III sM, Eliezer, Imam Besar Bait Allah di Yerusalem mengutus para ahli kitab Israel ke Mesir atas undangan raja Ptolomeus Philadelpus untuk menterjemahkan Alkitab PL bahasa Ibrani ke bahasa Yunani, yang disebut sebagai Septuaginta (LXX atau 70). Dalam Septuaginta istilah El/Elohim diterjemahkan menjadi Theos, dan Yahweh/Adonai menjadi Kurios (atau Kyrios). Penggantian nama dalam penterjemahan itu tidak menjadi masalah bagi orang Yahudi.
Septuaginta adalah Alkitab yang digunakan oleh Yesus maupun para rasul semasa mereka hidup. Sebagian besar kutipan PL dalam PB diambil langsung dari Septuaginta, sekalipun kalimatnya ada yang sedikit berbeda dengan teks Masoret (Ibrani). Berarti Theos dan Kurios adalah istilah yang mereka pakai untuk menyebut El/Elohim dan Yahweh. Dan tidak ada bukti ayat dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa mereka keberatan atas penterjemahan itu.
Istilah Theos dan Kurios juga dipakai oleh para penulis Alkitab Perjanjian Baru (yang ditulis dalam bahasa Yunani) untuk menulis nama sesembahan mereka..
Di kayu salib Yesus memanggil nama Bapa-Nya dengan berkata "Eli/Eloi Eli/Eloi lama sabakhtani (Mat. 27:46, Mrk. 15:34). Saat itu Yesus berbicara dalam bahasa dialek lokal Aram, bukan bahasa Ibrani yang menyebut Tuhan sebagai El/Elohim atau Yahweh. Berarti memanggil nama El/Elohim dalam bahasa non Ibrani, dianggap wajar oleh Yesus.
Fakta bahwa Tuhan tidak menuliskan "Nama-Nya" dalam bahasa "Ibrani" saja, menyadarkan kita bahwa rupanya terjemahan bahasa merupakan salah satu cara yang Tuhan pakai untuk menyebarluaskan firman-Nya. Tampaknya tidak ada satu bahasa pun yang dipilih Tuhan sebagai bahasa resmi sorgawi, mungkin dengan maksud agar bahasa tidak diperdewakan (bibliolatry).
Berbeda dengan Yudaisme yang bersifat sentripetal (memusat) ke Yerusalem dan bangsa/ bahasa Ibrani atau Islam ke Mekah dan bangsa/bahasa Arab; Kekristenan bersifat sentrifugal (menyebar) sesuai Amanat Agung Penginjilan (Mat. 28:19). Jadi Kabar Baik diberitakan bukan sebagai monopoli bangsa Yahudi dengan bahasa Ibraninya tetapi sebagai milik bangsa-bangsa lain juga. Bandingkan: Yohanes menyebut Yesus sebagai Logos (Yoh. 1:1) istilah Yunani yang dikenal waktu itu sebagai "ide/hikmat tertinggi dari sang Pencipta" ataupun Paulus yang memperkenalkan Allah Monotheisme (Sang Pencipta) kepada orang Athena dengan menggunakan jalan masuk "Allah yang tidak dikenal" (Kis. 17:23) secara kontekstual. Paulus menggunakan istilah atau nama yang ada, kemudian memberikan pemahaman isi yang baru terhadap istilah atau nama tersebut.
Pada hari Pentakosta yaitu "hari kelahiran gereja", firman Tuhan yang diucapkan oleh para rasul malah diterjemahkan ke berbagai bahasa oleh Roh Kudus! (Kis.2:1-13). Pada saat itu pun orang Arab sudah ada yang menjadi Kristen (ay. 11) dan mendengar firman dalam bahasa Arab tentunya.
Alkitab terjemahan Aram-Siria yang disebut "Peshita" menggunakan nama "Alaha", yang merupakan perkembangan penyebutan nama El ke dialek Aram-Siria. Penemuannya yang tertua berasal dari awal abad V (dua abad sebelum masa Islam). Penggunaan kata Alaha dalam jemaat Gereja Orthodox Siria kuno sudah terjadi lama sekali dan tidak terpengaruh budaya kafir 'Jahiliyyah' yang berpengaruh di sekitar Mekah. Inskripsi Ummul Jimmal pada pertengahan abad ke 6 membuktikan di sekitar Siria nama Allah disembah dengan konsep yang benar. Inskripsi itu diawali dengan ungkapan Allah ghafran (Allah mengampuni).
Alkitab Arab menggunakan nama Allah sebagai perkembangan penyebutan nama El ke dialek bahasa Arab.
Istilah "Allah" berasal dari kata "al-illah". Al = "the" dalam bahasa Inggris, illah = Tuhan. Jadi artinya: Tuhan yang Satu. Nama "Allah" ini telah dikenal dan dipakai sebelum Al-Quran diwahyukan. Kata ini tidak hanya khusus bagi Islam saja, melainkan juga merupakan nama yang oleh umat Kristen yang berbahasa Arab dari gereja-gereja Timur digunakan untuk memanggil Tuhan.
Perlu diingat nama "El" yang dipanggil Abraham adalah juga nama Tuhan yang dipanggil oleh Hagar, ibu Ismael (Kej. 16:13) yang kemudian menurunkan bangsa Arab dan agama Islam. Allah monotheis Abraham "El" ini yang kemudian dipercaya oleh nenek moyang bangsa Arab dan kemudian berkembang dalam dialek Arab sebagai "Allah".
Spencer Trimingham dalam bukunya Christianity Among the Arabs in the Pre-Islamic Tunes (1997:74) membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengan diselenggarakannya konsili Efesus (tahun 431), wilayah suku Arab telah mempunyai uskup Kristen bernama Abdelos, yang merupakan pe-Yunanian dari nama Arab "Abdullah" yang artinya "hamba Allah".
Encyclopaedia Britannica mencatat: Allah (arabic: "God"), the one and only God in the religion of Islam. Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-Ilah, "the God". The name's origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standart Arabic word for "god" and is used by Arab Christians as well as by Muslims.
Mengenai banyaknya umat Islam Indonesia yang mengira bahwa istilah "Allah" itu khusus Islam, cendikiawan Muslim: Dr. Nucholis Majid mengingatkan bahwa claim itu bertentangan dengan Qur'an sendiri (Qur'an 12:106) juga bertentangan dengan kenyataan bahwa dari dahulu sampai sekrang di kalangan bangsa arab terdapat kelompok-kelompok non-Islam, yaitu Yahudi dan Kristen dan mereka juga menyebut Allah. Jadi nama Allah bukanlah monopoli milik orang Arab masa Jahiliyyah ataupun orang Islam, karena berasal dari kata El/Elohim yang sudah ada jauh sebelum masa Jahiliyyah dan masa Islam. Tahun 1982 pemerintah Malaysia melarang orang bukan Islam menggunakan kata Allah dan beberapa kata Arab lainnya. Tapi sebetulnya kelompok yang telah membujuk pemerintah Malaysia untuk melakukan tindakan itu sebenarnya jahil terhadap agamanya sendiri karena tidak melakukan pendalaman dengan seksama.
Adapun nama "Allah" itu merosot pada zaman Jahiliyyah dan dipakai untuk menyebut dewa air Arab bisa saja terjadi, namun tetap ada orang Arab (yang disebut kaum hanif atau hunafa) yang mengacu pada nama dalam pengertiannya yang semula yaitu keyakinan monotheisme zaman kuno yang berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismail. Karena itulah pengertian Allah dalam agama Islam merupakan pemulihan kembali (restorasi) tentang konsep Allah yang telah merosot pada masa jahiliyyah itu.
Sebenarnya kemerosotan pengertian akan nama El/Elohim juga pernah terjadi dalam sejarah Israel, karena dipahami sebagai dewa Kanaan yang bernama Baal (Hak. 8:33, 1 Raj 10:18, Yer. 2:8). Bahkan patung anak lembu emas yang disembah Israel waktu Musa naik ke gunung Sinai juga dinamakan Elohim dan Yahweh. "Mari buatlah untuk kami allah (elohim) ... Hai Israel, inilah Allah (Elohim)mu ... Berserulah Harun, katanya: Besok hari raya bagi TUHAN (Yahweh)!" (Kel. 32:1-5). Dengan demikian seseorang yang menggunakan nama Yahweh tidak otomatis tertuju kepada pribadi YHWH, sebaliknya yang menyebut "El" yang dalam dialek Arab disebut "Allah" ternyata tertuju kepada YHWH.
Berkaitan dengan pandangan bahwa nama sesembahan tertinggi itu tidak boleh diganti atau diterjemahkan, maka secara harfiah nama YHWH itu sulit diucapkan karena terdiri dari 4 huruf mati (konsonan), sehingga ada yang menyebutnya Yahwe, Yahweh, Yehowah, Jehovah, Yehuwa dll. Sebetulnya tidak ada yang tahu bagaimana melafalkannya dengan tepat, karena kita tidak tahu huruf hidup (vocal) apa yang harus disandingkan bagi YHWH itu. Jadi yang harus dipertahankan dalam hubungan dengan nama maupun sebutan bukanlah ucapan huruf-huruf itu melainkan hakikat dari YHWH (tetragramatton) itu sendiri.
Menyimak berbagai masukan di atas, dapatlah kita menarik beberapa pelajaran:
Tujuan sekelompok orang yang katanya ingin menjaga kemurnian nama sesembahan orang Kristen itu ternyata telah menimbulkan dampak konflik intern yang menjurus kepada perpecahan. Sangat memprihatinkan kalau di satu gereja orang berdoa, "Kami usir roh Allah", sedangkan di gereja lain umat berdoa, "Penuhi kami dengan Roh Allah". Apakah ini tidak mengoyak tubuh Kristus? Akibatnya akan muncul jemaat sempalan yang membentuk gereja baru karena pemahaman yang kurang luas tentang teologi dan perkembangan latar belakang budaya serta bahasa.
Sejauh ini di Indonesia belum pernah ada kasus konflik melibatkan Islam-Kristen yang dipicu persoalan nama Allah. Sebaliknya bila kita menyebut nama Allah sebagai dewa air atau dewa bulan yang disembah orang Arab dan Islam, bukankah itu merupakan penyebar ketidakbenaran yang bisa mengakibatkan pertikaian? Bagi Islam sendiri bulan tidak dianggap sebagai Tuhan, lambang bulan hanyalah sebagai petunjuk ritme waktu (kalender lunar). Sebenarnya masalah nama Allah di Indonesia justru banyak ditimbul-kan oleh kalangan Kristen sendiri, misalnya dengan munculnya tulisan yang cenderung menyudutkan dan merendahkan arti kata "Allah" itu menjadi sekedar nama dewa Arab.
Gereja perlu bersatu untuk melaksanakan hal yang lebih positif seperti melaksanakan Amanat Agung Yesus daripada meributkan masalah yang sebetulnya tidak terlalu esensial seperti cara melafalkan nama sesembahan orang percaya dengan benar.
Perlu diketahui kelompok pengagung nama Yahweh ini telah mengedarkan Alkitab sendiri, yang sebenarnya secara tidak etis melakukan tindakan plagiat yaitu dengan cara menggunakan tanpa ijin karya terjemahan LAI (yang dikerjakan oleh puluhan ahli teologi dan bahasa yang mewakili mayoritas aliran gereja dan melibatkan dana besar) dan mengganti beberapa istilah dalam Alkitab itu. Adalah gegabah bila satu orang atau kelompok yang tidak belajar teologi formal mau menggantikan kerja tim ahli itu dan menganggap karyanya sendiri paling benar dan karya yang lain itu salah.
Janganlah kita mencampur-adukkan pengertian bahasa (linguistik) dengan pengertian teologi (dogmatik/ aqidah).
Bahasa itu selalu mengalami perkembangan bentuk dan arti. Bahkan bahasa Ibrani pernah menjadi bahasa "mati" (bahasa tulisan) yang hanya digunakan dalam penulisan sastra/kitab suci saja. Pada masa Yesus hidup, bahasa Aram-lah yang digunakan sehari-hari. Baru dalam dua abad terakhir ini bahasa Ibrani menjadi bahasa modern yang "hidup" kembali dalam percakapan sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam bahasa Indonesia terdapat 1.495 kosa kata bahasa Arab, 1.610 bahasa Inggris, dan 3.280 bahasa Belanda yang kemudian menjadi kata-kata bahasa Indonesia. Kata Allah termasuk yang menjadi kosa-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Karena itu penggunaan kata Allah untuk menyebut El/Elohim dalam PL dan Theos dalam PB adalah tepat.
Kecenderungan sebagian orang Kristen di Indonesia selama ini untuk menghindari penggunaan kata-kata Arab tertentu dan sebagai gantinya mencari kata-kata non-Arab memperlihatkan lemahnya pemahaman tentang bahasa sebagai sebuah alat komunikasi yang seharusnya semakin membawa manusia hidup berdampingan secara damai dan bukannya malah semakin merenggangkan relasi-relasi kemanusiaan.
Kita harus mengingat upaya kelompok Saksi Yehuwa yang dari dulu dengan gigih mempertahankan nama YHWH. Jangan sampai mereka mendapat keuntungan dalam penyebaran kepercayaannya gara-gara soal penyebutan nama Allah ini.
Umat Kristen di Indonesia sejak abad XVI telah menggunakan nama Allah dalam terjemahan Alkitab. Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata "Allah" sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leijdekker, 1733) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini.
Gereja Tuhan di Indonesia telah berkembang dan diberkati sejak abad XVI walaupun menggunakan nama Allah. Memang ada tuduhan bahwa Tuhan telah menghukum gereja di Indonesia dengan banyaknya gedung yang dibakar, ditutup dsb. Tapi peristiwa itu terjadi karena isu kristenisasi dan sama sekali bukan karena penyebutan nama Allah.
Kita harus waspada karena di akhir zaman akan muncul berbagai pengajaran baru yang kelihatannya menarik tapi membingungkan dan tidak Alkitabiah. Seperti: Penginjilan kepada arwah orang mati, penginjilan kepada setan, penafsiran tentang hari kedatangan Tuhan, orang yang jatuh dalam dosa harus ditahirkan dalam air berulang-ulang seperti Naaman, tidak merayakan Natal karena dianggap warisan budaya kafir yang menyembah dewa matahari, kontroversi penggunaan nama Allah yang dianggap menyembah dewa air atau dewa bulan dll. Ingat pesan Paulus kepada Timotius dalam II Tim. 4:2-5; I Tim 4.
Menurut Olaf Schumann, beberapa ciri bidat (yaitu aliran yang dianggap menyimpang dari ajaran resmi atau ajaran yang umum dianut mayoritas pemeluk) antara lain:
Pengkultusan individu para tokohnya, yang biasanya pendapatnya bertentangan dengan arus utama.
Bersifat elitis dan eksklusif. Sikap yang menganggap keyakinannya paling benar dan yang berada di luar itu tidak benar.
Kecaman takabur kepada gereja. Dalam kontroversi nama Allah dikatakan: "Kalau menggunakan nama Allah berarti menghujat Yahwe; LAI singkatan: Lembaga Alat Iblis; pengikut yang berdoa kepada Allah sebagai pengikut Allah setan".
Mempraktikkan Taurat baru.
Fanatisme Yudaisme. Mengagungkan bahasa Ibrani bahkan mengubah nama diri mereka dengan nama "Ibrani".
Motivasinya dipertanyakan. Cenderung menimbulkan kebingungan, pertentangan dan perpecahan.
Bapa Sorgawi tahu hati manusia yang menyembah-Nya dengan menyebut Allah Abraham, Ishak dan Yakub, tanpa membayangkan menyembah dewa. Bapa tidak menganggap itu menghujat Dia karena Bapa melihat hati yang mengasihi pribadi-Nya bukan hanya karena soal pelafalan nama-Nya. Sebaliknya memakai nama Yahweh atau El/Elohim tanpa menghormati Pribadinya sama dengan mencemarkan nama-Nya. Seperti Israel yang menyebut El/Elohim atau Yahweh tapi tidak hidup menurut jalan-jalanNya sehingga Allah merasa jemu dan jijik akan korban bakaran mereka bahkan kemudian mereka dihukum oleh Dia.
Akhirnya mari kita menyimak perkataan rasul Paulus dalam I Kor. 8:4-6 "Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah" bai di sorga maupun di bumi - dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian - namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Ditulis oleh Pdt.Dr. Rubin Adi Abraham, M.Th (Copy: http://www.sinodegbi.org/Pengajaran/kontroversi-nama-allah.html)
1. Allah adalah dewa/berhala yang disembah orang Arab, sebagai dewa air, dewa bulan, dll.
2. Nama "Allah" berasal dari Babilonia yang menyembah berhala, lalu menyebar ke Arab.
3. Allah adalah nama Tuhannya umat Islam, bukan umat Kristen.
4. Nama diri (proper name) Tuhan adalah Yahweh, berarti mengganti namanya dengan "Allah" adalah salah bahkan dianggap menghujat Yahweh, karena telah mengganti nama-Nya dengan nama dewa atau berhala (I Taw. 16:26). Ini berarti semua kata penyebutan dalam bahasa apapun di dunia untuk Tuhan [misalnya: "God" (Inggris), Gott (Jerman), Dieu (Perancis), Debata Mulajadi Na Bolon (Batak), Gusti (Sunda/Jawa)] harus diganti dengan kata Yahweh atau Elohim, karena nama lain identik dengan nama dewa.
Nama Yahweh harus dimuliakan dan dikuduskan (Kel 20:7, Mat. 6:9), karena nama Yahweh adalah nama Tuhan yang satu-satunya dan turun temurun (Yes. 42:8, Kel. 3:15, Zach. 14:9).
Beberapa hal yang perlu kita pahami dulu sebelum kita menyetujui atau menolak pandangan tersebut. Antara lain:
Dalam Alkitab Ibrani (Masoret Text) ada tiga nama utama yang digunakan untuk menunjuk kepada "The Supreme God" ini yang pertama adalah:
1. El/Elohim.
Nama El dan Elohim bisa digunakan sebagai gelar/sebutan/panggilan umum (generic appelative) ataupun nama diri (proper name), tergantung konteksnya. Mis: Kej. 33:20 "Allah (Elohim) Israel adalah Allah (El). Namun nama El lebih banyak digunakan sebagai "nama diri" Tuhan, sedangkan Elohim lebih banyak digunakan sebagai "sebutan/gelar/panggilan umum". Nama El juga disejajarkan dengan nama Yahweh. Mis: Ul. 9:5 "Aku, TUHAN (Yahweh), Allahmu (Elohim), adalah Allah (El) yang cemburu; Kej. 28:16-19, dll.
2. YHWH
YHWH (atau YHVH) yang disebut dengan istilah: Tetragrammaton. Nama ini baru dikenal Musa sebagai pribadi yang membawa umat Israel keluar dari Mesir. Kel. 6:1-2 "Akulah TUHAN (Yahweh), Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah (El) yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN (Yahweh), Aku belum menyatakan diri. (Bnd. Kel. 3:13-14). Jadi pada masa patriakh nama "El/Elohim"-lah yang digunakan dan baru pada masa Keluaran nama Yahweh dinyatakan kepada Musa. Dengan demikian pandangan bahwa nama Yahweh adalah nama satu-satunya dari kekal sampai kekal tidak benar. Lagipula sekalipun nama Yahweh telah diperkenalkan, ternyata nama El sebagai nama diri masih dipakai juga bahkan sampai sesudah Pembuangan di Babel sebagai pengganti nama Yahweh (Yes 40:18; 43:10-12).Nama ketiga dalam bahasa Ibrani adalah:
3. ADONAI
ADONAI, diterjemahkan sebagai "Tuan" atau "Tuhan" (beda dengan Yahweh yang diterjemahkan "TUHAN"). Dalam PL sekitar 300 kali Adonai dipakai sebagai kata di depan Yahweh. Oleh LAI agar tidak menimbulkan pengulangan tidak diterjemahkan menjadi "Tuhan TUHAN", tapi "Tuhan ALLAH" (beda penulisan dengan "Allah" yang merupakan terjemahan dari El/Elohim).Pada abad ke III sM, Eliezer, Imam Besar Bait Allah di Yerusalem mengutus para ahli kitab Israel ke Mesir atas undangan raja Ptolomeus Philadelpus untuk menterjemahkan Alkitab PL bahasa Ibrani ke bahasa Yunani, yang disebut sebagai Septuaginta (LXX atau 70). Dalam Septuaginta istilah El/Elohim diterjemahkan menjadi Theos, dan Yahweh/Adonai menjadi Kurios (atau Kyrios). Penggantian nama dalam penterjemahan itu tidak menjadi masalah bagi orang Yahudi.
Septuaginta adalah Alkitab yang digunakan oleh Yesus maupun para rasul semasa mereka hidup. Sebagian besar kutipan PL dalam PB diambil langsung dari Septuaginta, sekalipun kalimatnya ada yang sedikit berbeda dengan teks Masoret (Ibrani). Berarti Theos dan Kurios adalah istilah yang mereka pakai untuk menyebut El/Elohim dan Yahweh. Dan tidak ada bukti ayat dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa mereka keberatan atas penterjemahan itu.
Istilah Theos dan Kurios juga dipakai oleh para penulis Alkitab Perjanjian Baru (yang ditulis dalam bahasa Yunani) untuk menulis nama sesembahan mereka..
Di kayu salib Yesus memanggil nama Bapa-Nya dengan berkata "Eli/Eloi Eli/Eloi lama sabakhtani (Mat. 27:46, Mrk. 15:34). Saat itu Yesus berbicara dalam bahasa dialek lokal Aram, bukan bahasa Ibrani yang menyebut Tuhan sebagai El/Elohim atau Yahweh. Berarti memanggil nama El/Elohim dalam bahasa non Ibrani, dianggap wajar oleh Yesus.
Fakta bahwa Tuhan tidak menuliskan "Nama-Nya" dalam bahasa "Ibrani" saja, menyadarkan kita bahwa rupanya terjemahan bahasa merupakan salah satu cara yang Tuhan pakai untuk menyebarluaskan firman-Nya. Tampaknya tidak ada satu bahasa pun yang dipilih Tuhan sebagai bahasa resmi sorgawi, mungkin dengan maksud agar bahasa tidak diperdewakan (bibliolatry).
Berbeda dengan Yudaisme yang bersifat sentripetal (memusat) ke Yerusalem dan bangsa/ bahasa Ibrani atau Islam ke Mekah dan bangsa/bahasa Arab; Kekristenan bersifat sentrifugal (menyebar) sesuai Amanat Agung Penginjilan (Mat. 28:19). Jadi Kabar Baik diberitakan bukan sebagai monopoli bangsa Yahudi dengan bahasa Ibraninya tetapi sebagai milik bangsa-bangsa lain juga. Bandingkan: Yohanes menyebut Yesus sebagai Logos (Yoh. 1:1) istilah Yunani yang dikenal waktu itu sebagai "ide/hikmat tertinggi dari sang Pencipta" ataupun Paulus yang memperkenalkan Allah Monotheisme (Sang Pencipta) kepada orang Athena dengan menggunakan jalan masuk "Allah yang tidak dikenal" (Kis. 17:23) secara kontekstual. Paulus menggunakan istilah atau nama yang ada, kemudian memberikan pemahaman isi yang baru terhadap istilah atau nama tersebut.
Pada hari Pentakosta yaitu "hari kelahiran gereja", firman Tuhan yang diucapkan oleh para rasul malah diterjemahkan ke berbagai bahasa oleh Roh Kudus! (Kis.2:1-13). Pada saat itu pun orang Arab sudah ada yang menjadi Kristen (ay. 11) dan mendengar firman dalam bahasa Arab tentunya.
Alkitab terjemahan Aram-Siria yang disebut "Peshita" menggunakan nama "Alaha", yang merupakan perkembangan penyebutan nama El ke dialek Aram-Siria. Penemuannya yang tertua berasal dari awal abad V (dua abad sebelum masa Islam). Penggunaan kata Alaha dalam jemaat Gereja Orthodox Siria kuno sudah terjadi lama sekali dan tidak terpengaruh budaya kafir 'Jahiliyyah' yang berpengaruh di sekitar Mekah. Inskripsi Ummul Jimmal pada pertengahan abad ke 6 membuktikan di sekitar Siria nama Allah disembah dengan konsep yang benar. Inskripsi itu diawali dengan ungkapan Allah ghafran (Allah mengampuni).
Alkitab Arab menggunakan nama Allah sebagai perkembangan penyebutan nama El ke dialek bahasa Arab.
Istilah "Allah" berasal dari kata "al-illah". Al = "the" dalam bahasa Inggris, illah = Tuhan. Jadi artinya: Tuhan yang Satu. Nama "Allah" ini telah dikenal dan dipakai sebelum Al-Quran diwahyukan. Kata ini tidak hanya khusus bagi Islam saja, melainkan juga merupakan nama yang oleh umat Kristen yang berbahasa Arab dari gereja-gereja Timur digunakan untuk memanggil Tuhan.
Perlu diingat nama "El" yang dipanggil Abraham adalah juga nama Tuhan yang dipanggil oleh Hagar, ibu Ismael (Kej. 16:13) yang kemudian menurunkan bangsa Arab dan agama Islam. Allah monotheis Abraham "El" ini yang kemudian dipercaya oleh nenek moyang bangsa Arab dan kemudian berkembang dalam dialek Arab sebagai "Allah".
Spencer Trimingham dalam bukunya Christianity Among the Arabs in the Pre-Islamic Tunes (1997:74) membuktikan bahwa pada tahun yang sama dengan diselenggarakannya konsili Efesus (tahun 431), wilayah suku Arab telah mempunyai uskup Kristen bernama Abdelos, yang merupakan pe-Yunanian dari nama Arab "Abdullah" yang artinya "hamba Allah".
Encyclopaedia Britannica mencatat: Allah (arabic: "God"), the one and only God in the religion of Islam. Etymologically, the name Allah is probably a contraction of the Arabic al-Ilah, "the God". The name's origin can be traced back to the earliest Semitic writings in which the word for god was Il or El, the latter being an Old Testament synonim for Yahweh. Allah is the standart Arabic word for "god" and is used by Arab Christians as well as by Muslims.
Mengenai banyaknya umat Islam Indonesia yang mengira bahwa istilah "Allah" itu khusus Islam, cendikiawan Muslim: Dr. Nucholis Majid mengingatkan bahwa claim itu bertentangan dengan Qur'an sendiri (Qur'an 12:106) juga bertentangan dengan kenyataan bahwa dari dahulu sampai sekrang di kalangan bangsa arab terdapat kelompok-kelompok non-Islam, yaitu Yahudi dan Kristen dan mereka juga menyebut Allah. Jadi nama Allah bukanlah monopoli milik orang Arab masa Jahiliyyah ataupun orang Islam, karena berasal dari kata El/Elohim yang sudah ada jauh sebelum masa Jahiliyyah dan masa Islam. Tahun 1982 pemerintah Malaysia melarang orang bukan Islam menggunakan kata Allah dan beberapa kata Arab lainnya. Tapi sebetulnya kelompok yang telah membujuk pemerintah Malaysia untuk melakukan tindakan itu sebenarnya jahil terhadap agamanya sendiri karena tidak melakukan pendalaman dengan seksama.
Adapun nama "Allah" itu merosot pada zaman Jahiliyyah dan dipakai untuk menyebut dewa air Arab bisa saja terjadi, namun tetap ada orang Arab (yang disebut kaum hanif atau hunafa) yang mengacu pada nama dalam pengertiannya yang semula yaitu keyakinan monotheisme zaman kuno yang berpangkal pada ajaran Ibrahim dan Ismail. Karena itulah pengertian Allah dalam agama Islam merupakan pemulihan kembali (restorasi) tentang konsep Allah yang telah merosot pada masa jahiliyyah itu.
Sebenarnya kemerosotan pengertian akan nama El/Elohim juga pernah terjadi dalam sejarah Israel, karena dipahami sebagai dewa Kanaan yang bernama Baal (Hak. 8:33, 1 Raj 10:18, Yer. 2:8). Bahkan patung anak lembu emas yang disembah Israel waktu Musa naik ke gunung Sinai juga dinamakan Elohim dan Yahweh. "Mari buatlah untuk kami allah (elohim) ... Hai Israel, inilah Allah (Elohim)mu ... Berserulah Harun, katanya: Besok hari raya bagi TUHAN (Yahweh)!" (Kel. 32:1-5). Dengan demikian seseorang yang menggunakan nama Yahweh tidak otomatis tertuju kepada pribadi YHWH, sebaliknya yang menyebut "El" yang dalam dialek Arab disebut "Allah" ternyata tertuju kepada YHWH.
Berkaitan dengan pandangan bahwa nama sesembahan tertinggi itu tidak boleh diganti atau diterjemahkan, maka secara harfiah nama YHWH itu sulit diucapkan karena terdiri dari 4 huruf mati (konsonan), sehingga ada yang menyebutnya Yahwe, Yahweh, Yehowah, Jehovah, Yehuwa dll. Sebetulnya tidak ada yang tahu bagaimana melafalkannya dengan tepat, karena kita tidak tahu huruf hidup (vocal) apa yang harus disandingkan bagi YHWH itu. Jadi yang harus dipertahankan dalam hubungan dengan nama maupun sebutan bukanlah ucapan huruf-huruf itu melainkan hakikat dari YHWH (tetragramatton) itu sendiri.
Menyimak berbagai masukan di atas, dapatlah kita menarik beberapa pelajaran:
Tujuan sekelompok orang yang katanya ingin menjaga kemurnian nama sesembahan orang Kristen itu ternyata telah menimbulkan dampak konflik intern yang menjurus kepada perpecahan. Sangat memprihatinkan kalau di satu gereja orang berdoa, "Kami usir roh Allah", sedangkan di gereja lain umat berdoa, "Penuhi kami dengan Roh Allah". Apakah ini tidak mengoyak tubuh Kristus? Akibatnya akan muncul jemaat sempalan yang membentuk gereja baru karena pemahaman yang kurang luas tentang teologi dan perkembangan latar belakang budaya serta bahasa.
Sejauh ini di Indonesia belum pernah ada kasus konflik melibatkan Islam-Kristen yang dipicu persoalan nama Allah. Sebaliknya bila kita menyebut nama Allah sebagai dewa air atau dewa bulan yang disembah orang Arab dan Islam, bukankah itu merupakan penyebar ketidakbenaran yang bisa mengakibatkan pertikaian? Bagi Islam sendiri bulan tidak dianggap sebagai Tuhan, lambang bulan hanyalah sebagai petunjuk ritme waktu (kalender lunar). Sebenarnya masalah nama Allah di Indonesia justru banyak ditimbul-kan oleh kalangan Kristen sendiri, misalnya dengan munculnya tulisan yang cenderung menyudutkan dan merendahkan arti kata "Allah" itu menjadi sekedar nama dewa Arab.
Gereja perlu bersatu untuk melaksanakan hal yang lebih positif seperti melaksanakan Amanat Agung Yesus daripada meributkan masalah yang sebetulnya tidak terlalu esensial seperti cara melafalkan nama sesembahan orang percaya dengan benar.
Perlu diketahui kelompok pengagung nama Yahweh ini telah mengedarkan Alkitab sendiri, yang sebenarnya secara tidak etis melakukan tindakan plagiat yaitu dengan cara menggunakan tanpa ijin karya terjemahan LAI (yang dikerjakan oleh puluhan ahli teologi dan bahasa yang mewakili mayoritas aliran gereja dan melibatkan dana besar) dan mengganti beberapa istilah dalam Alkitab itu. Adalah gegabah bila satu orang atau kelompok yang tidak belajar teologi formal mau menggantikan kerja tim ahli itu dan menganggap karyanya sendiri paling benar dan karya yang lain itu salah.
Janganlah kita mencampur-adukkan pengertian bahasa (linguistik) dengan pengertian teologi (dogmatik/ aqidah).
Bahasa itu selalu mengalami perkembangan bentuk dan arti. Bahkan bahasa Ibrani pernah menjadi bahasa "mati" (bahasa tulisan) yang hanya digunakan dalam penulisan sastra/kitab suci saja. Pada masa Yesus hidup, bahasa Aram-lah yang digunakan sehari-hari. Baru dalam dua abad terakhir ini bahasa Ibrani menjadi bahasa modern yang "hidup" kembali dalam percakapan sehari-hari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam bahasa Indonesia terdapat 1.495 kosa kata bahasa Arab, 1.610 bahasa Inggris, dan 3.280 bahasa Belanda yang kemudian menjadi kata-kata bahasa Indonesia. Kata Allah termasuk yang menjadi kosa-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Karena itu penggunaan kata Allah untuk menyebut El/Elohim dalam PL dan Theos dalam PB adalah tepat.
Kecenderungan sebagian orang Kristen di Indonesia selama ini untuk menghindari penggunaan kata-kata Arab tertentu dan sebagai gantinya mencari kata-kata non-Arab memperlihatkan lemahnya pemahaman tentang bahasa sebagai sebuah alat komunikasi yang seharusnya semakin membawa manusia hidup berdampingan secara damai dan bukannya malah semakin merenggangkan relasi-relasi kemanusiaan.
Kita harus mengingat upaya kelompok Saksi Yehuwa yang dari dulu dengan gigih mempertahankan nama YHWH. Jangan sampai mereka mendapat keuntungan dalam penyebaran kepercayaannya gara-gara soal penyebutan nama Allah ini.
Umat Kristen di Indonesia sejak abad XVI telah menggunakan nama Allah dalam terjemahan Alkitab. Dalam terjemahan bahasa Melayu dan Indonesia, kata "Allah" sudah digunakan terus menerus sejak terbitan Injil Matius dalam bahasa Melayu yang pertama (terjemahan Albert Corneliz Ruyl, 1629). Begitu juga dalam Alkitab Melayu yang pertama (terjemahan Melchior Leijdekker, 1733) dan Alkitab Melayu yang kedua (terjemahan Hillebrandus Cornelius Klinkert, 1879) sampai saat ini.
Gereja Tuhan di Indonesia telah berkembang dan diberkati sejak abad XVI walaupun menggunakan nama Allah. Memang ada tuduhan bahwa Tuhan telah menghukum gereja di Indonesia dengan banyaknya gedung yang dibakar, ditutup dsb. Tapi peristiwa itu terjadi karena isu kristenisasi dan sama sekali bukan karena penyebutan nama Allah.
Kita harus waspada karena di akhir zaman akan muncul berbagai pengajaran baru yang kelihatannya menarik tapi membingungkan dan tidak Alkitabiah. Seperti: Penginjilan kepada arwah orang mati, penginjilan kepada setan, penafsiran tentang hari kedatangan Tuhan, orang yang jatuh dalam dosa harus ditahirkan dalam air berulang-ulang seperti Naaman, tidak merayakan Natal karena dianggap warisan budaya kafir yang menyembah dewa matahari, kontroversi penggunaan nama Allah yang dianggap menyembah dewa air atau dewa bulan dll. Ingat pesan Paulus kepada Timotius dalam II Tim. 4:2-5; I Tim 4.
Menurut Olaf Schumann, beberapa ciri bidat (yaitu aliran yang dianggap menyimpang dari ajaran resmi atau ajaran yang umum dianut mayoritas pemeluk) antara lain:
Pengkultusan individu para tokohnya, yang biasanya pendapatnya bertentangan dengan arus utama.
Bersifat elitis dan eksklusif. Sikap yang menganggap keyakinannya paling benar dan yang berada di luar itu tidak benar.
Kecaman takabur kepada gereja. Dalam kontroversi nama Allah dikatakan: "Kalau menggunakan nama Allah berarti menghujat Yahwe; LAI singkatan: Lembaga Alat Iblis; pengikut yang berdoa kepada Allah sebagai pengikut Allah setan".
Mempraktikkan Taurat baru.
Fanatisme Yudaisme. Mengagungkan bahasa Ibrani bahkan mengubah nama diri mereka dengan nama "Ibrani".
Motivasinya dipertanyakan. Cenderung menimbulkan kebingungan, pertentangan dan perpecahan.
Bapa Sorgawi tahu hati manusia yang menyembah-Nya dengan menyebut Allah Abraham, Ishak dan Yakub, tanpa membayangkan menyembah dewa. Bapa tidak menganggap itu menghujat Dia karena Bapa melihat hati yang mengasihi pribadi-Nya bukan hanya karena soal pelafalan nama-Nya. Sebaliknya memakai nama Yahweh atau El/Elohim tanpa menghormati Pribadinya sama dengan mencemarkan nama-Nya. Seperti Israel yang menyebut El/Elohim atau Yahweh tapi tidak hidup menurut jalan-jalanNya sehingga Allah merasa jemu dan jijik akan korban bakaran mereka bahkan kemudian mereka dihukum oleh Dia.
Akhirnya mari kita menyimak perkataan rasul Paulus dalam I Kor. 8:4-6 "Tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah" bai di sorga maupun di bumi - dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian - namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Ditulis oleh Pdt.Dr. Rubin Adi Abraham, M.Th (Copy: http://www.sinodegbi.org/Pengajaran/kontroversi-nama-allah.html)
Selasa, 29 Mei 2012
Kekristenan Yang Dewasa
Ef 4:11-15
11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Ayat di atas jelas memberikan kepada kita suatu nasihat bahwa sudah menjadi tugas gembala, gereja, pengkhotbah untuk menjadikan jemaat Tuhan dewasa rohani. Kedewasaan adalah suatu target Kristus yang adalah Kepala Gereja agar orang2 kudusNya Tuhan menjadi serupa seperti Dia.
Bagaimana agar kita dpr mnjadi org Kristen yg dewasa rohani? Simpelnya, ada 5 B:
1. Yoh 20:24-29 - Berjumpa secara pribadi
Perjumpaan dengan Tuhan merupakan titik awal menuju kedewasaan. Mungkin tidak semua orang mngalami perjumpaan langsung dgn Tuhan (seperti halnya pak Pariadji). Tetapi dengan adanya mujizat yang kita alami dalam hidup kita, dapat dijadikan jalan perjumpaan kita dengan Dia.
Sebab itu gereja harus mendemonstrasikan kuasa Allah sbg langkah awal orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui mujizat yang mereka alami.
2. Rm 12:2 - Berubah cara hidup
Dahulu mungkin kita masih hidup dalam gaya yang lama. Kita masih mengnakan mnusia lama (Ef 4:24-27). Tetapi setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, cara hidup kita harus berubah, tidak seperti orang dunia yang belum berjumpa dengan Yesus.
3. Kol 2:7 - Berakar dalam Tuhan
Analogi sebuah akar digambarkan oleh Paulus untuk mnghadapi angin2 pengajaran. Gereja tidak dapat menghentikan banyaknya pengajaran sesat yang berkembang karena memang pengajaran sesat akan terus berkembang dan semakin banyak menjelang akhir jaman. Tetapi gereja dapat memperlengkapi jemaat untuk berakar agar tidak mudah goyah oleh banyaknya pengajaran yang berkembang.
4. Ef 4:13-15 - Bertumbuh ke arah Kristus
Gereja (dalam arti organisasi maupun organisme) yang sehat harus bertumbuh. Gembala, pengkhotbah, pengajar harus membawa jemaat kepada pertumbuhan iman ke arah Kristus
5. Ef 4:11-12 - Beri diri melayani
Gol akhir selama kita di dunia adalah melayani pekerjaan Tuhan. Pelayanan tidak hanya terbatas di gereja, tetapi bisa d rmah tangga, kampus, sekolah, tempat kerja, dll. Jadi pribadi yg dewasa adalah pribadi yang melayani.
Bersyukur ada di gereja Tiberias dimana kelima point di atas terjadi dalam hidupku, dan juga semoga terjadi dalam hidup kita semua. Tuhan berikan gembala Pdt DR Y. Pariadji untuk kita dapat berjumpa dengan Tuhan (mengalami mujizat-karya Tuhan), berubah (hidup kudus), berakar (melindungi dari ajaran2 sesat), bertumbuh ( menjadi serupa seperti Yesus yang siap ke surga), beri hidup melayani (korban).
Tuhan memberkati
11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Ayat di atas jelas memberikan kepada kita suatu nasihat bahwa sudah menjadi tugas gembala, gereja, pengkhotbah untuk menjadikan jemaat Tuhan dewasa rohani. Kedewasaan adalah suatu target Kristus yang adalah Kepala Gereja agar orang2 kudusNya Tuhan menjadi serupa seperti Dia.
Bagaimana agar kita dpr mnjadi org Kristen yg dewasa rohani? Simpelnya, ada 5 B:
1. Yoh 20:24-29 - Berjumpa secara pribadi
Perjumpaan dengan Tuhan merupakan titik awal menuju kedewasaan. Mungkin tidak semua orang mngalami perjumpaan langsung dgn Tuhan (seperti halnya pak Pariadji). Tetapi dengan adanya mujizat yang kita alami dalam hidup kita, dapat dijadikan jalan perjumpaan kita dengan Dia.
Sebab itu gereja harus mendemonstrasikan kuasa Allah sbg langkah awal orang mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui mujizat yang mereka alami.
2. Rm 12:2 - Berubah cara hidup
Dahulu mungkin kita masih hidup dalam gaya yang lama. Kita masih mengnakan mnusia lama (Ef 4:24-27). Tetapi setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, cara hidup kita harus berubah, tidak seperti orang dunia yang belum berjumpa dengan Yesus.
3. Kol 2:7 - Berakar dalam Tuhan
Analogi sebuah akar digambarkan oleh Paulus untuk mnghadapi angin2 pengajaran. Gereja tidak dapat menghentikan banyaknya pengajaran sesat yang berkembang karena memang pengajaran sesat akan terus berkembang dan semakin banyak menjelang akhir jaman. Tetapi gereja dapat memperlengkapi jemaat untuk berakar agar tidak mudah goyah oleh banyaknya pengajaran yang berkembang.
4. Ef 4:13-15 - Bertumbuh ke arah Kristus
Gereja (dalam arti organisasi maupun organisme) yang sehat harus bertumbuh. Gembala, pengkhotbah, pengajar harus membawa jemaat kepada pertumbuhan iman ke arah Kristus
5. Ef 4:11-12 - Beri diri melayani
Gol akhir selama kita di dunia adalah melayani pekerjaan Tuhan. Pelayanan tidak hanya terbatas di gereja, tetapi bisa d rmah tangga, kampus, sekolah, tempat kerja, dll. Jadi pribadi yg dewasa adalah pribadi yang melayani.
Bersyukur ada di gereja Tiberias dimana kelima point di atas terjadi dalam hidupku, dan juga semoga terjadi dalam hidup kita semua. Tuhan berikan gembala Pdt DR Y. Pariadji untuk kita dapat berjumpa dengan Tuhan (mengalami mujizat-karya Tuhan), berubah (hidup kudus), berakar (melindungi dari ajaran2 sesat), bertumbuh ( menjadi serupa seperti Yesus yang siap ke surga), beri hidup melayani (korban).
Tuhan memberkati
Selasa, 22 Mei 2012
Antara Allah dan Yahweh
Pendahuluan
Ditengah-tengah bangsa Indonesia yang pluralis karena terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras, yang sementara dalam proses berbangsa dan bernegara, masyarakat sangat rentan untuk terjadinya disintegrasi. Dan adanya ratusan organisasi gereja dengan berbagai macam doktrin, serta masing-masing memiliki cara mengekspresikan iman merupakan potensi yang dapat menimbulkan banyak masalah. Dalam konteks yang demikian gereja sedang mengalami pertumbuhan. Gereja harus tatap mewaspadai adanya upaya memecahbelah yang dilakukan oleh orang-orang yang mencari kepuasan sesaat dan karena adanya oknom dengan pemahaman teologia yang sempit.
Gereja memang sudah teruji melalui penderitaan yang timbul disebabkan metode kekerasan yang diberlakukan oleh keputusan politik para pemimpin yang berjiwa tirani atau dikuasai sentimen keagamaan. Tidak jarang harus menghadapi goncangan yang diakibatkan oleh pemikir maupun teolog yang mencetuskan ide atau gagasan. Tetapi sejarah gereja membuktikan bahwa Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja tidak pernah kehilangan kontrol terhadap gereja-Nya.
Uraian di bawah ini merupakan tanggapan terhadap serangan kepada orang Kristen yang dituduh sesat, sebab mempergunakan kata Allah oleh kelompok yang memiliki paham bahwa seharusnya Tuhan dipanggil dengan Yahweh (Selanjutnya penulis menyebut “Yahwehisme”). Orang Kristen tidak boleh memakai Allah untuk menyebut Tuhan, karena selain akan membingungkan antara Islam dan Kristen istilah tersebut berasal dari nama dewa. Penulisan ini dipersiapkan agar dibaca oleh jemaat Kristen secara umum, karena itu diupayakan tidak terlalu bersifat akademis. Sebab sudah ada tulisan tentang penggunaan kata Allah, El dan Yahweh yang penulisannya memperhatikan filologis historis, etimologis, hermeneutik dan dalam sistematika teologia yang baik.
Asal-Usul Nama Yahweh
Orang Kristen hendaknya tidak perlu memberikan tuduhan sesat terhadap orang yang memanggil atau mempergunakan nama Yahweh dengan sembarangan. Mungkin yang berhak memberikan tuduhan demikian hanyalah orang Ibrani. Pada awalnya orang Ibrani menerima nama Yahweh melalui Musa, tetapi dikemudian hari mereka tidak berani menyebutkan secara langsung dan menggantikan dengan Adonai (yang diartikan “Tuhan” atau “Tuan”) atau Sy’ma (yang diterjemahkan “Nama itu”). Setiap kali orang Ibrani menemukan YHWH penyebutan nama Tuhan tanpa vokal dalam kitab suci Perjanjian Lama, ia akan merujuk pada “catatan kaki” yang menjelaskan agar dibaca "Adonai" atau "Sy’ma". Dikemudian hari penempatan vokal yang diambilkan dari Adonai dan ditempatkan pada YHWH, didapatkan kata Yahweh. Ada yang membacanya menjadi Yehowah atau Yehova seperti sekte saksi Yehova. Bagi orang Ibrani selaku pewaris mula-mula nama Yahweh nama tersebut disucikan dan sakral, sehingga tidak boleh diucapkan secara langsung. Harold Henry Rowley dengan gelar doktor dalam Perjanjian Lama dan diangkat menjadi profesor bahasa dan sastra Ibrani di Universitas Manchester Inggris membuktikan bahwa Yahweh adalah nama dewa suku Keni yang hidup jauh sebelum jaman Musa. Lebih lanjut Rowley mengatakan, itu tidak berarti bahwa Musa begitu saja menyodorkan agama suku Keni kepada bangsanya. Karena Yahweh menjadi Tuhan orang Israel bukanlah nama Yahweh yang diajarkan Musa, melainkan Yahweh telah memerdekakan dari kekuasaan Mesir. Itu berarti makna Yahweh yang dikenal orang Israel menjadi lain sekali dengan Yahweh bagi suku Keni (Ibadat Israel kuno, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1981). Dalam suatu peristiwa Tuhan murka kepada bangsa Israel, sekalipun mereka menyebut Tuhan dengan Yahweh tetapi mencoba memvisualisasikan dengan patung seekor sapi. Tuhan tidak tertarik dengan sebutan Yahweh bangsa Israel, sebab mereka menyembah “hasil pikiran” mereka sendiri.
Sedangkan penggunaan “El” untuk Tuhan oleh bangsa Israel merupakan kata padanan yang mempunyai bentuk yang sama asalnya dalam bahasa-bahasa Semitis lainnya. El berarti suatu allah atau dewa dalam pengertian yang paling luas. Karena sifatnya yang umum, maka El sering dihubungkan dengan kata sifat (ejektif) dan sebutan (predikat) tertentu. Selain daripada itu perlu disimak dalam naskah Ras Syamra, bahwa El adalah kata benda nama diri, nama dari “Allah Akbar” orang Kanaan yang anaknya adalah Ba’al. Sedangkan bentuk jamak dari El ialah “Elohim”, dan bila dipakai sebagai jamak diterjemahkan dewa-dewa (Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 1, A-L, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1992). Sehingga Bapa leluhur orang Ibrani menggabungkan El dengan kata sifat sesuai pengalaman yang mereka temui bersama Tuhan, menjadi "Elsyadai", "El Elyon", dan "Eloah", dst. Pada era gereja dewasa ini cara tersebut digunakan dengan menyebut Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus tanpa disertai pengingkaran kepada Yahweh. Pemakaian nama Allah tidak membingungkan baik untuk orang Kristen maupun untuk orang Islam seperti telah terbukti selama ini. Sebab keduanya sebagai agama pendatang di Indonesia yang masing-masing memiliki kitab suci yang dapat dijadikan pedoman, dan masing-masing memiliki latar belakang historis. Sedangkan kata Allah telah menjadi bahasa baku di Indonesia yang setiap warga negara dengan latar belakang agama apapun berhak mempergunakannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1990). Kata Allah itu sendiri berasal dari dua kata “Al” dan “Ilah”, dimana Al merupakan sebuah kata sandang (cf. The dalam bahasa Inggris) dan Ilah artinya “Yang Kuat”. Secara etimologis dan semantis kata ini berasal dari bahasa-bahasa Semitis yang lebih tua, yang secara luas dipakai di Timur Tengah sejak abad ke-5 sebelum Masehi sampai munculnya Islam pada abad ke-7 Masehi. Akar kata ini yang terdapat dalam bahasa rumpun Semitis adalah dua konsonan “alif” dan “lam”. Sedangkan ucapan sesuai dengan phonetik masing-masing contohnya “el” dalam bahasa Ibrani dan “il” dalam bahasa Arab (Bambang Noorsena, Sekitar Nama Yahweh, Allah Dan Isa, Catatan Perbandingan dari aneka Terjemahan Alkitab Bahasa Melayu/Indonesia). Oleh karena itu dalam kehidupan praktis sehari-hari orang Islam akan menyebut sesembahannya dengan nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan orang Kristen menyebutnya Allah Bapa di sorga di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Penggunaan Yahweh Selanjutnya
Cukup menarik memang, sekelompok kecil orang Kristen di Indonesia begitu giat mempertahankan nama Yahweh, sementara orang Yahudi sebagai pewaris langsung mengubah begitu saja nama Yahweh sesuai kebutuhan. Selain mempergunakan El seperti di atas, demi kepentingan misi dalam konteks budaya Yahweh diganti dengan εγω ειμι (baca: ego eimi). Septuaginta merupakan kitab yang disalin dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani oleh 70 (sebenarnya lebih) ahli kitab dan ahli bahasa bangsa Yahudi. Semua penggunaan kata Yahweh diterjemahkan atau diganti dengan “ego eimi” yang artinya “Aku ini”. Terjemahan ini dianggap tepat, sebab nama YHWH dalam bahasa Ibrani berbunyi “Ehyeh Esyer Ehyeh” yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sehari-hari “Aku adalah Aku ada” (Keluaran 3:14). Itu berarti nama Yahweh sebagai pernyataan Tuhan yang mengandung arti Tuhan yang ada, tetap ada dan berkarya. Dengan demikian dapat dimengerti jikalau Tuhan Yesus menyuruh orang mempercayai karya-Nya merupakan bukti keberadaan-Nya sebagai Mesias (Matius 11:2-6). Bahkan Yesus Kristus menegaskan kepada murid-murid-Nya sengan menunjuk diri-Nya sendiri sebagai “ego eimi”. Kesimpulan dari Doktor Arkhimandrit Daniel Bambang menurut iman Kristen Orthodox, bahwa nama Yahweh bagi orang Ibrani bukan merupakan nama Diri Sang Pencipta, namun lebih merupakan penyebutan Keberadaan dari Sang Pencipta itu sendiri.(Dr. Arkhimandrit Daniel Bambang, Allah Tritunggal, satya Widya Graha, Jakarta, 2001).
Usulan kepada orang Kristen supaya menggantikan istilah Allah dengan Yahweh dimaksudkan supaya ada perbedaan dengan agama Islam. Namun dilain pihak persoalannya jika usulan tersebut dilakukan akan menempatkan agama Kristen sama dengan agama Yahudi atau dengan sekte Saksi Yehova. Kelompok “Yahwehisme” menyatakan bahwa Tuhan akan mengalami kebingungan jika dipanggil bukan dengan nama-Nya. Jika Allah dapat mengalami kebingungan berarti pengingkaran terhadap sifat Allah Yang Mahatahu. Allah dalam menerima doa dan ibadah umat-Nya tidak saja melihat gerak bibir melainkan juga ke dalam hati.
Tuduhan Kelompok “Yahweisme”
Adanya peristiwa di Indonesia dimana beberapa gereja dihancurkan dan dibakar, dianggap oleh kelompok “Yahwehisme” sebagai hukuman dari Yahweh karena gereja-gereja tersebut mempergunakan nama Allah. Secara subyektif dapat saja peristiwa itu dikaitkan demikian, meskipun ada banyak gereja yang tidak mempergunakan nama Allah di luar Indonesia mengalami hal yang sama. Dilain pihak gereja-gereja yang mempergunakan nama Allah sementara mengalami pertumbuhan secara signifikan. Pertanyaan yang perlu diajukan kepada kelompok yang gigih memperjuangkan nama Yahweh adalah prestasi apa yang telah dikerjakan untuk kemajuan dan perkembangan gereja Tuhan. Kalau dikatakan bahwa Roh Kudus masih berkarya di gereja yang menyebut Tuhan dengan Allah dan Yahweh belum mendatangkan hukuman, karena Tuhan masih mentolerir tingkat pengertian yang belum memadai. Apa parameter yang dipergunakan untuk “menentukan waktu” dari tingkat pengertian yang belum memadai sampai kepada pengertian yang sudah memadai? Realitas yang terjadi sampai hari ini Roh Kudus tetap bekerja di gereja yang tidak memakai nama Yahweh dimana mujisat terjadi, jiwa-jiwa datang bertobat, dan berkat dilimpahkan, padahal telah belajar tentang arti dan penggunaan kata Yahweh. Apakah para pakar teologi dan guru besar dalam bidang Perjanjian Lama dan sastra Ibrani yang sudah melakukan riset bertahun-tahun dapat dinilai tingkat pengertiannya masih rendah oleh orang yang prestasi akademis teologianya tidak jelas?
Ada beberapa ayat dipergunakan kelompok “Yahwehisme” untuk menyudutkan orang Kristen yang tidak mempergunakan Yahweh. Matius 12:37 ditafsirkan bahwa menyebut nama Allah akan dihukum, padahal konteks ayat tersebut ditujukan kepada orang Farisi yang menyebut nama Yahweh tetapi belum tahu secara persis apa yang dilakukan Yesus, namun dengan mudahnya memberikan tuduhan. Tuduhan yang didasari iri hati dan kesombongan agamawi, lalu Yesus menyoal kata-kata yang dilontarkan karena keluar dari hati yang tidak benar dan pasti akan menerima hukuman. Maleakhi 2:1,2; Hosea 11:7 dan Ibrani 10:26,27 disodorkan sebagai ancaman jika tidak mengubah penyebutan Allah dengan Yahweh. Untuk mengerti Maleakhi 2:1,2 membacanya harus diselesaikan sampai ayat 9, ayat tersebut ditujukan kepada para imam yang tidak hidup sesuai dengan perjanjian Tuhan dan mulutnya tidak mengatakan kebenaran. Dapat dipastikan para imam tersebut masih menyebut nama Yahweh dan tidak menggantikan dengan nama apapun. Hosea 11:7 dapat dimengerti dengan benar jika membacanya dimulai dari ayat 1, dikatakan umat Israel berhenti meninggikan nama Yahweh karena telah memanggil serta menyembah Baal. Mereka telah mengingkari iman kepada Yahweh dan mempraktekkan hidup keagamaan Baal. Penghujatan terhadap nama Yahweh yang terdapat dalam Imamat 24:16 bertitik tolak dari ayat 11 dimana ada seorang perempuan Israel dalam kemarahannya ia menghujat dan mengutuk nama Yahweh. Jadi peristiwa tersebut tidak membicarakan masalah penggantian atau penyebutan Yahweh dengan nama yang lain. 1 Tawarikh 16:26 merupakan bagian dari nyanyian yang mengekspresikan iman yang monotheistik hanya mempercayai Yahweh sebagai penguasa. Menyebut Tuhan dengan Allah tidak berarti memiliki iman yang menyembah Tuhan lebih dari satu (Politheistik). Mengutip Zefanya 3:9 dengan menekankan “…supaya sekaliannya memanggil nama Yahweh, …” tidak boleh begitu saja meninggalkan pasal 1:1 yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi umat pada saat Zefanya menyampaikan firman Tuhan. Umat Tuhan pada waktu itu telah berubah setia dengan mengingkari perjanjian dengan Yahweh, mereka melakukan penyembahan kepada Baal dan Asyera, dewa matahari, dewa bulan, rasi-rasi bintang dan segenap tentara langit yang dilakukan di dalam bait Tuhan (2 Raja-raja 22, 23). Fakta historis dalam 2 Raja-Raja 22, 23 dituangkan kembali oleh Zefanya dalam pasal 1:4,5 dan ditambahkan dosa melalui mulut yaitu bersumpah demi dewa Milkon. Maka Tuhan berurusan dengan bibir orang-orang yang mengikat sumpah dengan para dewa, dan memperbarui mereka untuk percaya dan memanggil nama Yahweh. Sedangkan Ibrani 10:26, 27 tidak saja ditujukan kepada yang menyebut Tuhan dengan Allah, namun juga kepada yang mempergunakan Yahweh Sebab ayat itu secara eksklusif tidak ditujukan kepada dosa yang menyangkut penyebutan Tuhan khususnya yang tidak memanggil nama Yahweh. Seperti ibarat pepatah “Jauh panggang dari api” jika ayat-ayat tersebut di atas ditujukan kepada orang percaya yang memanggil Tuhan dengan Yahweh. Ayat Alkitab tidak dapat dipergunakan secara sewenang-wenang dengan mengambil ayat terlepas dari konteks hanya untuk mendukung asumsi atau suatu gagasan. Sejarah gereja membuktikan bidat dibangun dengan mengutip ayat lepas dari konteksnya, dan memanipulasi ayat untuk menimbulkan rasa takut serta memberikan harapan keduniawian kepada siapa saja yang akan dijadikan pengikut.
Hanya Nama Yesus Kristus Yang Menyelamatkan
Dalam proses perkembangan bahasa merupakan hal yang alamiah jikalau terjadi pertukaran atau mutasi (pengadopsian) satu kata dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Terjadinya mutasi akan sangat dimungkinkan apabila terjadi kontak sejarah, dan bahkan dalam kepentingan misi pekabaran Injil lintas budaya pengadopsian tidak dapat dihindarkan. Meskipun dapat saja terjadi kata yang diadopsi tetap bermakna seperti dalam bahasa asalnya, atau makna kata tersebut sudah berubah yang disesuaikan konteks pemakai. Seperti penggunaan kata Allah oleh Islam dan Kristen tidak perlu sampai mengubah sila pertama Pancasila menjadi “Ke Allahan yang maha Esa” seperti yang dikhawatirkan kelompok “Yahwehisme”. Sebab semua agama di Indonesia mengakui sifat ke EsaanNya, sedangkan pemakaian Tuhan dianggap sudah cukup mewakili.
Memanggil Tuhan dengan Allah dalam konteks iman Kristen itu berarti percaya Yesus Kristus Anak Tunggal Allah Bapa yang telah mati di salib untuk dosa seluruh umat manusia, dibangkitkan pada hari ketiga, naik ke sorga dan akan datang kembali mengangkat gereja-Nya. Oleh sebab itu di kolong langit ini tidak ada nama lain yang dapat menyelamatkan kecuali nama Yesus Kristus. Alkitab menegaskan bahwa tidak ada cara lain untuk masuk ke sorga, kecuali dengan percaya di dalam nama-Nya (Kisah Para Rasul 4:12; Yohanes 14:6). Tidak ada nama selain nama Yesus Kristus yang ditinggikan, dimana pada akhirnya semua lidah akan mengaku Yesus Kristus adalah Tuhan.
Kesimpulan
Nama Allah sudah dipakai dalam ritual keagamaan jauh sebelum agama Islam lahir, dan nama Yahweh yang diperkenalkan Musa kepada bangsa Israel bukan berasal dari Sorga. Nama Yahweh dan Allah tidak menyelamatkan, itu berarti penyebutan nama Yahweh ataupun Allah harus diucapkan dalam iman kepada Yesus Kristus. Kitab Torat dan kitab para nabi mengarah kepada puncak karya Allah, yaitu pemulihan hubungan manusia berdosa dengan Allah Bapa di Sorga melalui karya Yesus Kristus (Lukas 24:27, 44; Yohanes 5:39).. Karena itu sembah dan layanilah Tuhan dengan menyebut-Nya Yahweh atau Allah sejauh diucapkan dengan iman, rasa hormat dan penuh cinta didalam Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu akan sangat bijaksana jika anak Tuhan tidak menghakimi saudara seiman yang lain, karena Tuhan adalah hakim satu-satunya. Dan tidak seorang pun yang telah diberi wewenang untuk menjadi hakim atas saudara-saudara seiman (KBH)
Khasiat Minyak Zaitun
KHASIAT DAN MANFAAT MINYAK ZAITUN MELALUI PENELITIAN DAN ALKITABIAH
by Donny Prisdjuliantjokro Hutapea
PRESENTASI SEPUTAR MINYAK ZAITUN
Dibawakan oleh: Donny Hutapea.
1. MINYAK ZAITUN MENURUT HASIL PENELITIAN
Khasiat zaitun dikenal sejak ribuan tahun lalu karena mengandung asam oleic (oleic acid) dan polifenol yang mampu menjadi antioksidan bagi kulit, dan rambut yang biasa menjadi keluhan setiap wanita, seperti keriput, kulit bersisik hingga rambut bercabang. Berikut beberapa perawatan dari zaitun untuk rambut hingga kulit agar selalu terjaga kelembutannya.
Bahan makanan yang terkenal dari dataran Mediterania ini merupakan bahan yang sering dihubungkan dengan kesehatan. Namun, minyak zaitun memiliki banyak fungsi dan manfaat baik untuk berbagai keperluan. Meski tergolong mahal dan jarang ada di pasaran, setidaknya Anda kini tahu bahwa minyak zaitun tak hanya bisa digunakan untuk kesehatan, tetapi juga kecantikan dan keperluan rumah tangga lain. Sehingga, ketika Anda menyimpan minyak zaitun, Anda sudah tahu bahwa Anda berinvestasi untuk banyak hal. Berikut beberapa manfaat minyak zaitun.
a. Kulit sehat (melawan kanker) Zat yang dimiliki minyak zaitun, linoleic acid, merupakan sebuah zat yang mampu menjaga air menguap. Sehingga, zat ini amat baik untuk digunakan sebagai pelembab kulit. Menurut Leslie Baumann, M.D., pengarang The Skin Type Solution, mengkonsumsi buah dan minyak zaitun bisa memberikan kulit sehat, sama ketika dikenakan sebagai olesan. Teteskan minyak zaitun ke dalam air mandi hangat untuk tambahan kesehatan. Baumann menambahkan, bahwa minyak zaitun juga mengandung setidaknya 4 zat antioksidan yang berbeda. Hal ini berarti membantu menetralisir radikal bebas yang menyebabkan penuaan pada kulit dan kanker kulit.
b. Mengurai rambut kusut Untuk mengatasi rambut kusut dan rusak, oleskan minyak zaitun pada sisir, lalu sisirkan pada rambut yang kering atau melayang, khususnya di udara yang dingin atau lembab. Michael de Jong, penulisClean Body menyarankan untuk mengoleskan rambut dengan minyak zaitun, bungkus dengan shower cap setidaknya 3 menit, lalu keramas seperti biasa. Hal ini akan membantu memberikan kelembaban pada rambut yang sangat kering.
c. Membantu melegakan tenggorokan kucing Untuk membersihkan tubuhnya, kucing menjilati bagian-bagian tubuhnya. Tak jarang, ada helaian rambutnya yang terlepas dan tersangkut di tenggorokannya. Untuk mengeluarkan rambut-rambut yang menggumpal di tenggorokannya (hairball), kucing harus terbatuk-batuk dan mendehem. Untuk mengurangi kesulitannya, tambahkan satu sendok minyak zaitun ke dalam makanannya. Selain untuk mencegah hairball, hal ini juga membantunya mendapatkan rambut yang lebih bersinar dan sehat.
d. Mengurangi dengkuran Menenggak minyak zaitun sebelum tidur bisa memberikan lubrikasi pada otot tenggorokan, sehingga dipercaya bisa mengurangi dengkuran. Termasuk juga mengurangi rasa gatal di tenggorokan.
e. Mengilapkan furnitur dan besi (termasuk bahan kulit) Peralatan makan dari perak, perunggu, dan bahan metal lainnya bisa dipoles dengan saus tomat atau pasta gigi. Untuk mencegah bekas, karat, dan noda, gosokkan minyak zaitun pada bahan-bahan tadi. Caranya, campurkan minyak zaitun dan perasan lemon dengan perbandingan 2:1. Celupkan kain lembut ke dalam campuran tadi, bersihkan furnitur dari debu, lalu gosokkan kain tadi. Bisa juga digunakan pada meja kayu. Sementara untuk produk kulit, oleskan minyak zaitun tipis-tipis, diamkan selama 30 menit, lalu lap dengan kain.
f. Bebaskan resleting keras Terkadang ada tipe-tipe resleting yang mengeras sehingga sulit dibuka. Untuk melancarkannya kembali, teteskan minyak zaitun langsung pada resleting tersebut, lalu perlahan-lahan tarik kembali resletingnya.
g. Melancarkan pintu menderik Minyak zaitun bisa berkhasiat sebagai lubrikan dalam banyak hal. Untuk menghilangkan suara berdenyit engsel pintu, teteskan minyak zaitun. Anda mungkin lebih memilih WD-40 untuk hal-hal tersebut. Namun, bahan dasar WD-40 adalah hidrokarbon, jadi, setiap saat kita mengurangi penggunaan zat tersebut, kita semakin menjaga bumi agar lebih bersih.[1]
Minyak zaitun sudah digunakan sejak berabad-abad lalu untuk kebutuhan konsumsi, juga untuk kecantikan para wanita. Keefektivitasannya sudah teruji melewati batas ruang dan waktu. Mau mencoba minyak alami ini untuk kecantikan Anda? Berikut adalah hal yang bisa dilakukan minyak zaitun untuk kecantikan Anda.
a.Pengganti krim cukur
Kehabisan krim cukur? Jangan khawatir, gunakan saja minyak zaitun. Minyaknya akan melembutkan rambut-rambut yang kasar dan memberikan hasil cukur yang lebih mulus. Pssst, kalau suami Anda memiliki kulit wajah sensitif sehingga takut mencukur, coba berikan minyak zaitun sebagai pengganti krim cukurnya dan lihat khasiatnya.
b.Menghaluskan kutikula
Berangan-angan memiliki kuku yang lebih kuat, bebas dari kutikula, sekaligus tangan yang lembut? Celupkan kuku-kuku jari Anda ke dalam minyak zaitun hangat. Minyaknya akan membuat kutikula melunak, sekaligus menguatkan kuku yang mudah patah. Lalu oleskan minyak tersebut pada tangan sebelum tidur, lalu bungkus dengan sarung tangan dari katun, biarkan semalaman.
c.Melembapkan kulit kering
Lembapkan daerah kering pada bagian tubuh Anda dengan mengoleskan minyak zaitun di titik-titik tertentu. Oleskan secukupnya pada bagian-bagian tubuh kering, seperti kulit bibir kering, kulit kaki yang kering, atau di bagian tubuh mana pun yang ingin Anda lembapkan. Minyak zaitun juga bisa digunakan sambil berendam untuk menghaluskan kulit. Campur minyak zaitun dengan minyak esensial, seperti lavender untuk lebih nyaman dan wangi.
d.Membersihkan sisa makeup
Minyak zaitun juga mampu menghapus sisa makeup yang menempel pada kulit. Tepuk-tepuk kapas yang sudah dicelupkan ke dalam minyak zaitun pada wajah seperti membersihkan makeup dengan pembersih susu. Bisa pula digunakan untuk membersihkan sisa maskara.
e.Melembutkan rambut kasar
Siram rambut dengan minyak zaitun, lalu bungkus dengan handuk, diamkan selama 30 menit. Untuk rambut yang rusak karena salah perawatan, campur ½ cangkir minyak zaitun dengan satu butir telur yang sudah dikocok, lalu siram ke rambut Anda, bungkus dengan penutup rambut plastik, biarkan selama 30-45 menit. Lakukan perawatan ini seminggu sekali lalu berikan jeda setelah menunjukkan perubahan membaik.[2]
f.Sebagai pelengkap dan pelezat makanan
Sebagai contoh; sebagai campuran salad, menumis/menggoreng daging/sayur, roti/pizza, dan sebagainya.
2. MINYAK ZAITUN VERSI ALKITAB
Minyak merupakan salah satu dari lambang Roh Kudus Tuhan. Di dalam kitab 1Sam 16:13: “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama”. Minyak dalam perjanjian lama berarti bahwa segala sesuatu yang diurapi minyak adalah sesuatu yang diasingkan untuk Allah. Mulai dari raja Israel, kemah tempat tabut Allah (kel 30: 25-30, Imamat 8:10-12), Mematraikan Mezbah Allah (Kej 28:16-18, Kej 35:13-15), Harun dan putra-putranya (kel 30:30), nabi (1 Raja 19:16). Lalu minyak juga diperlukan untuk menyalakan tujuh kaki dian dalam kemah sembayang Allah.[3]
Dizaman Musa pertama kali membuat minyak urapan dan rempah-rempah (Kel 37:29) serta membuat minyak zaitun tumbuk sebagai bahan bakar minyak lampu untuk pertama kali sebagai pelita (Imamat 24:1-4).
Minyak urapan untuk memuliakan/menghormati Allah dan manusia Hakim 9:8-9: “Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?”
Minyak urapan untuk mengurapi kepala agar diberikan kelimpahan Mazmur 23:5: “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah,
Minyak urapan bisa melebihi teman-teman sekutu Ibrani 1:9: “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu”.
Minyak urapan untuk menyembah Allah Mikha 6:6-7: “Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?".
Minyak tak dapat dirusakan karena perintah Tuhan Wahyu 6:6: “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu”.
Minyak urapan untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit Markus 6:13: “dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka”. Yakobus 5:14: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan”.
Minyak urapan untuk menyembuhkan luka-luka Lukas 10:34: “Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya”.
Bahkan Yesus menyebut adanya kuasa pengampunan dosa di balik minyak urapan Lukas 7:46-50:
46. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
47. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
48. Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
49. Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"
50. Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Pesan dan doa:
Percaya atau tidak percaya itulah fakta/bukti bahwa khasiat dan manfaat minyak zaitun dunia mengakui, lebih-lebih tercantum di Alkitab ada 191 kata mengenai minyak, anda boleh cek kebenarannya lebih lanjut. Selain lambang Roh Kudus Tuhan, minyak merupakan sarana yang disediakan Tuhan yang merupakan bagian dari doktrin Alkitab, tinggal bagaimana kita sebagai umatNya maupun hamba Tuhan boleh pakai atau tidak itu terserah pribadi lepas pribadi karena itu adalah suatu pilihan.
Kami berdoa: sungguh besar kuasaMu Tuhan, yang tiada taraNya sehingga kami boleh mengenal lebih dalam lagi tentang minyak di Alkitab, yang adalah bagian kebenaran firmanMu juga Tuhan. kami bersyukur dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
[1] http://nasional.kompas.com/read/2009/08/04/1546486/Minyak.Zaitun.yang.Kaya.Manfaat
[2] http://nasional.kompas.com/read/2009/11/13/13161867/Ragam.Guna.Minyak.Zaitun.untuk.Kecantikan
[3] http://gogetglory.blogspot.com/2009/04/nama-dan-lambang-roh-kudus-bagian-2.html
by Donny Prisdjuliantjokro Hutapea
PRESENTASI SEPUTAR MINYAK ZAITUN
Dibawakan oleh: Donny Hutapea.
1. MINYAK ZAITUN MENURUT HASIL PENELITIAN
Khasiat zaitun dikenal sejak ribuan tahun lalu karena mengandung asam oleic (oleic acid) dan polifenol yang mampu menjadi antioksidan bagi kulit, dan rambut yang biasa menjadi keluhan setiap wanita, seperti keriput, kulit bersisik hingga rambut bercabang. Berikut beberapa perawatan dari zaitun untuk rambut hingga kulit agar selalu terjaga kelembutannya.
Bahan makanan yang terkenal dari dataran Mediterania ini merupakan bahan yang sering dihubungkan dengan kesehatan. Namun, minyak zaitun memiliki banyak fungsi dan manfaat baik untuk berbagai keperluan. Meski tergolong mahal dan jarang ada di pasaran, setidaknya Anda kini tahu bahwa minyak zaitun tak hanya bisa digunakan untuk kesehatan, tetapi juga kecantikan dan keperluan rumah tangga lain. Sehingga, ketika Anda menyimpan minyak zaitun, Anda sudah tahu bahwa Anda berinvestasi untuk banyak hal. Berikut beberapa manfaat minyak zaitun.
a. Kulit sehat (melawan kanker) Zat yang dimiliki minyak zaitun, linoleic acid, merupakan sebuah zat yang mampu menjaga air menguap. Sehingga, zat ini amat baik untuk digunakan sebagai pelembab kulit. Menurut Leslie Baumann, M.D., pengarang The Skin Type Solution, mengkonsumsi buah dan minyak zaitun bisa memberikan kulit sehat, sama ketika dikenakan sebagai olesan. Teteskan minyak zaitun ke dalam air mandi hangat untuk tambahan kesehatan. Baumann menambahkan, bahwa minyak zaitun juga mengandung setidaknya 4 zat antioksidan yang berbeda. Hal ini berarti membantu menetralisir radikal bebas yang menyebabkan penuaan pada kulit dan kanker kulit.
b. Mengurai rambut kusut Untuk mengatasi rambut kusut dan rusak, oleskan minyak zaitun pada sisir, lalu sisirkan pada rambut yang kering atau melayang, khususnya di udara yang dingin atau lembab. Michael de Jong, penulisClean Body menyarankan untuk mengoleskan rambut dengan minyak zaitun, bungkus dengan shower cap setidaknya 3 menit, lalu keramas seperti biasa. Hal ini akan membantu memberikan kelembaban pada rambut yang sangat kering.
c. Membantu melegakan tenggorokan kucing Untuk membersihkan tubuhnya, kucing menjilati bagian-bagian tubuhnya. Tak jarang, ada helaian rambutnya yang terlepas dan tersangkut di tenggorokannya. Untuk mengeluarkan rambut-rambut yang menggumpal di tenggorokannya (hairball), kucing harus terbatuk-batuk dan mendehem. Untuk mengurangi kesulitannya, tambahkan satu sendok minyak zaitun ke dalam makanannya. Selain untuk mencegah hairball, hal ini juga membantunya mendapatkan rambut yang lebih bersinar dan sehat.
d. Mengurangi dengkuran Menenggak minyak zaitun sebelum tidur bisa memberikan lubrikasi pada otot tenggorokan, sehingga dipercaya bisa mengurangi dengkuran. Termasuk juga mengurangi rasa gatal di tenggorokan.
e. Mengilapkan furnitur dan besi (termasuk bahan kulit) Peralatan makan dari perak, perunggu, dan bahan metal lainnya bisa dipoles dengan saus tomat atau pasta gigi. Untuk mencegah bekas, karat, dan noda, gosokkan minyak zaitun pada bahan-bahan tadi. Caranya, campurkan minyak zaitun dan perasan lemon dengan perbandingan 2:1. Celupkan kain lembut ke dalam campuran tadi, bersihkan furnitur dari debu, lalu gosokkan kain tadi. Bisa juga digunakan pada meja kayu. Sementara untuk produk kulit, oleskan minyak zaitun tipis-tipis, diamkan selama 30 menit, lalu lap dengan kain.
f. Bebaskan resleting keras Terkadang ada tipe-tipe resleting yang mengeras sehingga sulit dibuka. Untuk melancarkannya kembali, teteskan minyak zaitun langsung pada resleting tersebut, lalu perlahan-lahan tarik kembali resletingnya.
g. Melancarkan pintu menderik Minyak zaitun bisa berkhasiat sebagai lubrikan dalam banyak hal. Untuk menghilangkan suara berdenyit engsel pintu, teteskan minyak zaitun. Anda mungkin lebih memilih WD-40 untuk hal-hal tersebut. Namun, bahan dasar WD-40 adalah hidrokarbon, jadi, setiap saat kita mengurangi penggunaan zat tersebut, kita semakin menjaga bumi agar lebih bersih.[1]
Minyak zaitun sudah digunakan sejak berabad-abad lalu untuk kebutuhan konsumsi, juga untuk kecantikan para wanita. Keefektivitasannya sudah teruji melewati batas ruang dan waktu. Mau mencoba minyak alami ini untuk kecantikan Anda? Berikut adalah hal yang bisa dilakukan minyak zaitun untuk kecantikan Anda.
a.Pengganti krim cukur
Kehabisan krim cukur? Jangan khawatir, gunakan saja minyak zaitun. Minyaknya akan melembutkan rambut-rambut yang kasar dan memberikan hasil cukur yang lebih mulus. Pssst, kalau suami Anda memiliki kulit wajah sensitif sehingga takut mencukur, coba berikan minyak zaitun sebagai pengganti krim cukurnya dan lihat khasiatnya.
b.Menghaluskan kutikula
Berangan-angan memiliki kuku yang lebih kuat, bebas dari kutikula, sekaligus tangan yang lembut? Celupkan kuku-kuku jari Anda ke dalam minyak zaitun hangat. Minyaknya akan membuat kutikula melunak, sekaligus menguatkan kuku yang mudah patah. Lalu oleskan minyak tersebut pada tangan sebelum tidur, lalu bungkus dengan sarung tangan dari katun, biarkan semalaman.
c.Melembapkan kulit kering
Lembapkan daerah kering pada bagian tubuh Anda dengan mengoleskan minyak zaitun di titik-titik tertentu. Oleskan secukupnya pada bagian-bagian tubuh kering, seperti kulit bibir kering, kulit kaki yang kering, atau di bagian tubuh mana pun yang ingin Anda lembapkan. Minyak zaitun juga bisa digunakan sambil berendam untuk menghaluskan kulit. Campur minyak zaitun dengan minyak esensial, seperti lavender untuk lebih nyaman dan wangi.
d.Membersihkan sisa makeup
Minyak zaitun juga mampu menghapus sisa makeup yang menempel pada kulit. Tepuk-tepuk kapas yang sudah dicelupkan ke dalam minyak zaitun pada wajah seperti membersihkan makeup dengan pembersih susu. Bisa pula digunakan untuk membersihkan sisa maskara.
e.Melembutkan rambut kasar
Siram rambut dengan minyak zaitun, lalu bungkus dengan handuk, diamkan selama 30 menit. Untuk rambut yang rusak karena salah perawatan, campur ½ cangkir minyak zaitun dengan satu butir telur yang sudah dikocok, lalu siram ke rambut Anda, bungkus dengan penutup rambut plastik, biarkan selama 30-45 menit. Lakukan perawatan ini seminggu sekali lalu berikan jeda setelah menunjukkan perubahan membaik.[2]
f.Sebagai pelengkap dan pelezat makanan
Sebagai contoh; sebagai campuran salad, menumis/menggoreng daging/sayur, roti/pizza, dan sebagainya.
2. MINYAK ZAITUN VERSI ALKITAB
Minyak merupakan salah satu dari lambang Roh Kudus Tuhan. Di dalam kitab 1Sam 16:13: “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama”. Minyak dalam perjanjian lama berarti bahwa segala sesuatu yang diurapi minyak adalah sesuatu yang diasingkan untuk Allah. Mulai dari raja Israel, kemah tempat tabut Allah (kel 30: 25-30, Imamat 8:10-12), Mematraikan Mezbah Allah (Kej 28:16-18, Kej 35:13-15), Harun dan putra-putranya (kel 30:30), nabi (1 Raja 19:16). Lalu minyak juga diperlukan untuk menyalakan tujuh kaki dian dalam kemah sembayang Allah.[3]
Dizaman Musa pertama kali membuat minyak urapan dan rempah-rempah (Kel 37:29) serta membuat minyak zaitun tumbuk sebagai bahan bakar minyak lampu untuk pertama kali sebagai pelita (Imamat 24:1-4).
Minyak urapan untuk memuliakan/menghormati Allah dan manusia Hakim 9:8-9: “Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?”
Minyak urapan untuk mengurapi kepala agar diberikan kelimpahan Mazmur 23:5: “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah,
Minyak urapan bisa melebihi teman-teman sekutu Ibrani 1:9: “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu”.
Minyak urapan untuk menyembah Allah Mikha 6:6-7: “Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri?".
Minyak tak dapat dirusakan karena perintah Tuhan Wahyu 6:6: “Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu”.
Minyak urapan untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit Markus 6:13: “dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka”. Yakobus 5:14: “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan”.
Minyak urapan untuk menyembuhkan luka-luka Lukas 10:34: “Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya”.
Bahkan Yesus menyebut adanya kuasa pengampunan dosa di balik minyak urapan Lukas 7:46-50:
46. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi.
47. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
48. Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."
49. Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"
50. Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Pesan dan doa:
Percaya atau tidak percaya itulah fakta/bukti bahwa khasiat dan manfaat minyak zaitun dunia mengakui, lebih-lebih tercantum di Alkitab ada 191 kata mengenai minyak, anda boleh cek kebenarannya lebih lanjut. Selain lambang Roh Kudus Tuhan, minyak merupakan sarana yang disediakan Tuhan yang merupakan bagian dari doktrin Alkitab, tinggal bagaimana kita sebagai umatNya maupun hamba Tuhan boleh pakai atau tidak itu terserah pribadi lepas pribadi karena itu adalah suatu pilihan.
Kami berdoa: sungguh besar kuasaMu Tuhan, yang tiada taraNya sehingga kami boleh mengenal lebih dalam lagi tentang minyak di Alkitab, yang adalah bagian kebenaran firmanMu juga Tuhan. kami bersyukur dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
[1] http://nasional.kompas.com/read/2009/08/04/1546486/Minyak.Zaitun.yang.Kaya.Manfaat
[2] http://nasional.kompas.com/read/2009/11/13/13161867/Ragam.Guna.Minyak.Zaitun.untuk.Kecantikan
[3] http://gogetglory.blogspot.com/2009/04/nama-dan-lambang-roh-kudus-bagian-2.html
Senin, 07 Mei 2012
Gereja Tiberias dan Perjamuan Kudus
Sebagai salah seorang Pendeta di Gereja Tiberias, saya ingin membagikan pengajaran tentang Perjamuan Kudus (untuk seterusnya disingkat PK). Karena PK merupakan sesuatu yang hampir selalu dilakukan dalam setiap ibadah di Tiberias. Tidak heran banyak orang yang menganggap bahwa ajaran PK yang dilakukan di Tiberias sesat atau menyimpang.
Banyak faktor orang mengatakan bahwa PK yang dilakukan di Tiberias sesat, seperti contoh: kok PK bisa dibawa pulang, kok PK dilakukan setiap kali ibadah (dengan alasan akan merendahkan kesakralan PK), kok bisa diberikan kepada anak-anak (bahkan bayi). Hal inilah yang dipandang oleh beberapa orang sebagai kesesatan yang dilakukan di Tiberias.
Oleh sebab itu melalui tulisan ini, kerinduan saya, bahwa banyak orang yang memahami dan akhirnya mengamini apa yang dilakukan di Tiberias.
I Kor 11:23-30
23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
Ayat2 di atas banyak dibacakan oleh gereja-gereja sebelum melakukan PK. Dan dari ayat2 di atas kita dapat menemukan pelajaran penting dari PK, khususnya yang biasa dilakukan di gereja Tiberias.
1. Perjamuan Kudus adalah perintah/ ajaran langsung Tuhan Yesus (ay. 23).
Surat I Korintus ditulis oleh Paulus, yang bukan dari golongan rasul. Ia penganiaya orang Kristen, bahkan punya ambisi membunuh orang Kristen (Kis. 9:1-2). Tetapi Tuhan Yesus menjumpainya saat perjalanannya menuju Damsyik (Kis. 9:3-5), dan akhirnya mengalami pertobatan. Kalimat yang menyatakan apa yang telah kuteruskan kepadamu mempunyai arti bahwa Paulus mengajarkan kepada jemaat Korintus ttg PK. Tetapi renungkan baik bahwa Paulus menuliskan selanjutnya, telah aku terima dari Tuhan. Perlu diperhatikan dengan seksama, bahwa Paulus tidak kenal Tuhan Yesus, bahkan ia adalah penganiaya jemaat; dia tidak pernah mengikuti Yesus, dia tidak bersama2 Yesus dalam Perjamuan Malam. Bagaimana mungkin ia bisa berkata "telah aku terima dari Tuhan". Kata aku terima mempunyai arti Paulus tidak menerima dari orang lain, dari rasul lain; tetapi dia menegaskan bahwa ajaran PK dia terima dari Tuhan (langsung tanpa perantara -tambahan penulis). Karena bahasa Yunani yang digunakan dalam ayat itu adalah parelabon (bentuk perintah-imperatif) yang berarti dia terima dari Tuhan seperti Tuhan sedang berbicara di sisinya atau dapat dikatakan bahwa Paulus diajar langsung Tuhan, dijumpai dan diperintahkan untuk meneruskan ajaran tentang PK.
Kalau direnungkan perkatan Pdt. DR. Yesaya Pariadji bahwa Yesus menjumpainya dan mengajarkan tentang PK kepadanya, adalah pengalaman yang sama yang dialami oleh Paulus. Beliau bukanlah termasuk golongan yang mengenal Yesus sebelumnya, tidak ada niatan menjadi seorang Kristen, tetapi Tuhan menjumpainya langsung (seperti menjumpai Paulus) dan mengajarkan (bahkan memerintahkan) ajaran PK untuk diteruskan kepada jemaat2. Sehingga beliau berani berkata "saya menerima ajaran ini dari Tuhan, jika saya dusta, saya siap dilempar ke neraka, setan berhak atas saya." Banyak orang mengkritik, kalau Tuhan mau menyingkapkan sesuatu hal tentang FirmanNya, kenapa bukan kepada pendeta, tetapi malah kepada orang yang dahulu tidak kenal Tuhan Yesus. Sebenarnya hal itu pulalah yang dialami oleh Paulus. Tuhan punya hak prerogatif untuk memilih siapa saja untuk menjadi alat bagiNya. Yes 65:1 menuliskan, Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku. Artinya Tuhan berkenan memberikan rahasiaNya (petunjuk dan ajaran) kepada orang yang tidak dianggap layak oleh manusia.
Jadi pelajaran pertama yang kita dapatkan adalah bahwa PK adalah ajaran/ perintah langsung Yesus untuk diteruskan kepada kita. Pengalaman Paulus sama dengan pengalaman Pak Pariadji dalam menerima ajaran ini.
2. Melalui PK - tubuh Kristus - kita menerima kesembuhan (ay. 24)
Paulus mengutip kata-kata Tuhan Yesus "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!". Dalam kalimat itu Yesus ingin menyampaikan bahwa tubuh Yesus diberikan kepada kita. Jika kita mau merenungkan, Yesus tercambuk, di mahkotai duri, di siksa, dipaku bahwa ditikam karena kita. Seharusnya kita yang harus ada dalam posisi Yesus, karena memang kita layak dihukum. Tetapi Yesus menggantikan tubuh kita (yang seharusnya tersiksa) dengan tubuhNya, supaya tergenapi janji Tuhan "dengan bilur-bilurNya kamu disembuhkan". Karena sesungguhnya, Yesus sudah menanggung segala derita kita. Sehingga seharusnya manusia tidak terikat sakit lagi. Karena bilurNya sudah diberikan untuk kita supaya kita sembuh. Yang perlu dilakukan saat ini adalah dengan iman percaya sungguh, bahwa Yesus menyembuhkan karena tubuhNya sudah diberikan untuk kita. Perwujudan tubuh Kristus, kita terima di dalam PK, karena dalam PK kita mengakui roti sebagai tubuh Kristus. Oleh sebab itu dari iman kita kepada korban tubuh Kristus dan diwujudkan pada roti yang adalah tubuh Kristus, maka kita sembuh.
Jadi pelajaran kedua adalah melalui korban tubuh Yesus, tubuh kita yang sakit, Tuhan sembuhkan.
3. Melalui PK - darah Kristus - kita menerima pengampunan dosa (ay. 25)
Paulus kembali mengutip kata2 Yesus "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Yesus menyebut kata Perjanjian Baru, otomatis ada Perjanjian Lama. Kisah dalam Perjanjian Lama adalah dimana orang Israel harus mencurahkan darah binatang sebagai tanda penebusan dosa. Setiap tahun mereka harus melakukan untuk penyucian diri. Darah Yesus dicurahkan sekali dan untuk selamanya bagi kita, sehingga jika kita percaya akan korban darah Kristus, segala dosa kita diampuni. Ibr. 9:13:14 mengatakan "Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Darah Yesus lebih mulia dari darah binatang yang dicurahkan dalam PL.
Banyak ajaran yang melarang orang ikut PK kalau seseorang berdosa. Tetapi jika kita mau renungkan bahwa Yesus datang bukan untuk orang benar, tetapi orang berdosa. Dokter ada untuk orang sakit bukan orang sehat. Yesus mencurahkan darahNya bagi orang berdosa, bukan orang yang merasa benar. Sehingga setiap orang yang menerima PK, terima darah Yesus, dia ditebus dan dosanya diampuni. Perwujudan darah Yesus ada dalam anggur yang kita akui sebagai darah Yesus
Jadi pelajaran ketiga adalah melalui korban darah Yesus, segala dosa kita Tuhan ampuni.
4. PK bisa dilakukan kapanpun/ bahkan setiap hari
Kutipan Paulus dalam kalimat Yesus, "perbuatlah ini setiap kali kamu meminumnya menjadi peringatan akan Aku" mengajarkan bahwa dalam PK kita mengingat dan mengenang perbuatan Tuhan dalam menebus kita. Sehingga peringatan akan korban tubuh dan darah Yesus dapat dilakukan kapan saja. Setiap kali kita mengenang akan pengorbanan Yesus, justru akan membuat kita semakin hari semakin mempunyai kesadaran bahwa Yesus selalu baik dalam hidup kita.
Yesus juga mengatakan bahwa saat kita makan roti dan minum cawan Tuhan, kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Artinya kita selalu diingatkan selalu bahwa segala kutuk sudah selesai (yang berarti kutuk penyakit, kutuk penderitaan, kutuk dosa).
5. PK yang dilakukan secara benar mendatangkan mujizat.
Banyak pengajaran yang berkembang tentang PK. Ada transubstansi, konsubstansi, dan substansi. Semua ajaran punya pandangan dan argumen yang berbeda-beda tentunya. Tetapi Alkitab mengatakan barangsiapa dengan cara yang tidak layak (termasuk dalam bentuk pengakuan), ia berdosa . . . sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit dan tidak sedikit yang meninggal. PK seharusnya menjadi berkat bagi kita, tetapi cara yang salah dan mendatangkan hukuman. Secara simple orang/ gereja yang melakukan PK secara benar akan menjadi kuat, sembuh, umur panjang. Gereja Tiberias membuktikan dengan banyak mujizat yang terjadi. Yang lemah dikuatkan, yang sakit disembuhkan, yang divonis mati diberikan umur panjang. Karena kebalilkan dari peringatan Alkitab cara yang tidak benar. Artinya Tiberias melakukan apa yang benar, seperti yang Tuhan ajarkan/ perintahkan (Pelajaran 1).
Tuhan memerintahkan kepada Pdt Pariadji untuk mengajarkan bahwa PK bukanlah lambang, tetapi adalah benar tubuh dan darah Yesus. Yesus sendiripun tidak pernah mengatakan bahwa inilah lambang tubuhKu, inilah lambang darahKu. Tetapi inilah tubuhKu, inilah darahKu. Jadi apa yang dilakukan di Tiberias sesuai dengan apa yang Yesus lakukan, sehingga pembuktiannya dengan banyak mujizat yang terjadi.
Mempelajari Alkitab dari PL sampai PB, kita akan melihat bahwa setiap utusan Tuhan pasti selalu disertai dengan tanda dan mujizat, supaya setiap orang yang mendengarnya percaya bahwa dia diutus oleh Tuhan. Apa yang diajarkan di Tiberias bukan karena maunya pribadi seorang Pdt Pariadji, tetapi karena perintah Tuhan. Bagaimana supaya orang percaya bahwa Pdt Pariadji diutus Tuhan? Tuhan menyertainya dengan tanda dan mujizat. Kenapa anak2 dan bayi2 boleh diberikan PK? Karena darah binatang yang dicurahkan dalam PL saat orang Israel keluar dari tanah Mesir, bukan saja berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga seluruh keluarga (termasuk anak2). Dan di Tiberias bayi2 dan anak2 yang menerima PK, mereka juga menerima dan merasakan mujizat. Bahkan yang divonis mati di kandungan oleh dokter, bisa selamat karena menerima PK. Di saat kita mengimani bahwa perintah ini datangnya dari Tuhan kepada Pdt Pariadji dan gereja Tiberias, maka kuasaNya beserta dengan kita. Gereja Tiberias berdiri untuk mengembalikan ajaran yang benar, melalui kuasa PK ada kuasa Allah yang dinyatakan. Berbahagialah jika kita menerimanya karena berdasarkan perintah, bukan suatu penafsiran semata yang dapat bertentangan satu dengan yang lainnya dan menganggap penafsiran aku yang paling benar yang lain salah. Padahal ada 3 pandangan besar yang berkembang. Tetapi 1 yang kita yakini bahwa PK bukanlah kehendak manusia, tetapi kehendak/ perintah Tuhan untuk kita lakukan.
Tuhan Yesus memberkati
Banyak faktor orang mengatakan bahwa PK yang dilakukan di Tiberias sesat, seperti contoh: kok PK bisa dibawa pulang, kok PK dilakukan setiap kali ibadah (dengan alasan akan merendahkan kesakralan PK), kok bisa diberikan kepada anak-anak (bahkan bayi). Hal inilah yang dipandang oleh beberapa orang sebagai kesesatan yang dilakukan di Tiberias.
Oleh sebab itu melalui tulisan ini, kerinduan saya, bahwa banyak orang yang memahami dan akhirnya mengamini apa yang dilakukan di Tiberias.
I Kor 11:23-30
23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
Ayat2 di atas banyak dibacakan oleh gereja-gereja sebelum melakukan PK. Dan dari ayat2 di atas kita dapat menemukan pelajaran penting dari PK, khususnya yang biasa dilakukan di gereja Tiberias.
1. Perjamuan Kudus adalah perintah/ ajaran langsung Tuhan Yesus (ay. 23).
Surat I Korintus ditulis oleh Paulus, yang bukan dari golongan rasul. Ia penganiaya orang Kristen, bahkan punya ambisi membunuh orang Kristen (Kis. 9:1-2). Tetapi Tuhan Yesus menjumpainya saat perjalanannya menuju Damsyik (Kis. 9:3-5), dan akhirnya mengalami pertobatan. Kalimat yang menyatakan apa yang telah kuteruskan kepadamu mempunyai arti bahwa Paulus mengajarkan kepada jemaat Korintus ttg PK. Tetapi renungkan baik bahwa Paulus menuliskan selanjutnya, telah aku terima dari Tuhan. Perlu diperhatikan dengan seksama, bahwa Paulus tidak kenal Tuhan Yesus, bahkan ia adalah penganiaya jemaat; dia tidak pernah mengikuti Yesus, dia tidak bersama2 Yesus dalam Perjamuan Malam. Bagaimana mungkin ia bisa berkata "telah aku terima dari Tuhan". Kata aku terima mempunyai arti Paulus tidak menerima dari orang lain, dari rasul lain; tetapi dia menegaskan bahwa ajaran PK dia terima dari Tuhan (langsung tanpa perantara -tambahan penulis). Karena bahasa Yunani yang digunakan dalam ayat itu adalah parelabon (bentuk perintah-imperatif) yang berarti dia terima dari Tuhan seperti Tuhan sedang berbicara di sisinya atau dapat dikatakan bahwa Paulus diajar langsung Tuhan, dijumpai dan diperintahkan untuk meneruskan ajaran tentang PK.
Kalau direnungkan perkatan Pdt. DR. Yesaya Pariadji bahwa Yesus menjumpainya dan mengajarkan tentang PK kepadanya, adalah pengalaman yang sama yang dialami oleh Paulus. Beliau bukanlah termasuk golongan yang mengenal Yesus sebelumnya, tidak ada niatan menjadi seorang Kristen, tetapi Tuhan menjumpainya langsung (seperti menjumpai Paulus) dan mengajarkan (bahkan memerintahkan) ajaran PK untuk diteruskan kepada jemaat2. Sehingga beliau berani berkata "saya menerima ajaran ini dari Tuhan, jika saya dusta, saya siap dilempar ke neraka, setan berhak atas saya." Banyak orang mengkritik, kalau Tuhan mau menyingkapkan sesuatu hal tentang FirmanNya, kenapa bukan kepada pendeta, tetapi malah kepada orang yang dahulu tidak kenal Tuhan Yesus. Sebenarnya hal itu pulalah yang dialami oleh Paulus. Tuhan punya hak prerogatif untuk memilih siapa saja untuk menjadi alat bagiNya. Yes 65:1 menuliskan, Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku. Artinya Tuhan berkenan memberikan rahasiaNya (petunjuk dan ajaran) kepada orang yang tidak dianggap layak oleh manusia.
Jadi pelajaran pertama yang kita dapatkan adalah bahwa PK adalah ajaran/ perintah langsung Yesus untuk diteruskan kepada kita. Pengalaman Paulus sama dengan pengalaman Pak Pariadji dalam menerima ajaran ini.
2. Melalui PK - tubuh Kristus - kita menerima kesembuhan (ay. 24)
Paulus mengutip kata-kata Tuhan Yesus "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!". Dalam kalimat itu Yesus ingin menyampaikan bahwa tubuh Yesus diberikan kepada kita. Jika kita mau merenungkan, Yesus tercambuk, di mahkotai duri, di siksa, dipaku bahwa ditikam karena kita. Seharusnya kita yang harus ada dalam posisi Yesus, karena memang kita layak dihukum. Tetapi Yesus menggantikan tubuh kita (yang seharusnya tersiksa) dengan tubuhNya, supaya tergenapi janji Tuhan "dengan bilur-bilurNya kamu disembuhkan". Karena sesungguhnya, Yesus sudah menanggung segala derita kita. Sehingga seharusnya manusia tidak terikat sakit lagi. Karena bilurNya sudah diberikan untuk kita supaya kita sembuh. Yang perlu dilakukan saat ini adalah dengan iman percaya sungguh, bahwa Yesus menyembuhkan karena tubuhNya sudah diberikan untuk kita. Perwujudan tubuh Kristus, kita terima di dalam PK, karena dalam PK kita mengakui roti sebagai tubuh Kristus. Oleh sebab itu dari iman kita kepada korban tubuh Kristus dan diwujudkan pada roti yang adalah tubuh Kristus, maka kita sembuh.
Jadi pelajaran kedua adalah melalui korban tubuh Yesus, tubuh kita yang sakit, Tuhan sembuhkan.
3. Melalui PK - darah Kristus - kita menerima pengampunan dosa (ay. 25)
Paulus kembali mengutip kata2 Yesus "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Yesus menyebut kata Perjanjian Baru, otomatis ada Perjanjian Lama. Kisah dalam Perjanjian Lama adalah dimana orang Israel harus mencurahkan darah binatang sebagai tanda penebusan dosa. Setiap tahun mereka harus melakukan untuk penyucian diri. Darah Yesus dicurahkan sekali dan untuk selamanya bagi kita, sehingga jika kita percaya akan korban darah Kristus, segala dosa kita diampuni. Ibr. 9:13:14 mengatakan "Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Darah Yesus lebih mulia dari darah binatang yang dicurahkan dalam PL.
Banyak ajaran yang melarang orang ikut PK kalau seseorang berdosa. Tetapi jika kita mau renungkan bahwa Yesus datang bukan untuk orang benar, tetapi orang berdosa. Dokter ada untuk orang sakit bukan orang sehat. Yesus mencurahkan darahNya bagi orang berdosa, bukan orang yang merasa benar. Sehingga setiap orang yang menerima PK, terima darah Yesus, dia ditebus dan dosanya diampuni. Perwujudan darah Yesus ada dalam anggur yang kita akui sebagai darah Yesus
Jadi pelajaran ketiga adalah melalui korban darah Yesus, segala dosa kita Tuhan ampuni.
4. PK bisa dilakukan kapanpun/ bahkan setiap hari
Kutipan Paulus dalam kalimat Yesus, "perbuatlah ini setiap kali kamu meminumnya menjadi peringatan akan Aku" mengajarkan bahwa dalam PK kita mengingat dan mengenang perbuatan Tuhan dalam menebus kita. Sehingga peringatan akan korban tubuh dan darah Yesus dapat dilakukan kapan saja. Setiap kali kita mengenang akan pengorbanan Yesus, justru akan membuat kita semakin hari semakin mempunyai kesadaran bahwa Yesus selalu baik dalam hidup kita.
Yesus juga mengatakan bahwa saat kita makan roti dan minum cawan Tuhan, kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Artinya kita selalu diingatkan selalu bahwa segala kutuk sudah selesai (yang berarti kutuk penyakit, kutuk penderitaan, kutuk dosa).
5. PK yang dilakukan secara benar mendatangkan mujizat.
Banyak pengajaran yang berkembang tentang PK. Ada transubstansi, konsubstansi, dan substansi. Semua ajaran punya pandangan dan argumen yang berbeda-beda tentunya. Tetapi Alkitab mengatakan barangsiapa dengan cara yang tidak layak (termasuk dalam bentuk pengakuan), ia berdosa . . . sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit dan tidak sedikit yang meninggal. PK seharusnya menjadi berkat bagi kita, tetapi cara yang salah dan mendatangkan hukuman. Secara simple orang/ gereja yang melakukan PK secara benar akan menjadi kuat, sembuh, umur panjang. Gereja Tiberias membuktikan dengan banyak mujizat yang terjadi. Yang lemah dikuatkan, yang sakit disembuhkan, yang divonis mati diberikan umur panjang. Karena kebalilkan dari peringatan Alkitab cara yang tidak benar. Artinya Tiberias melakukan apa yang benar, seperti yang Tuhan ajarkan/ perintahkan (Pelajaran 1).
Tuhan memerintahkan kepada Pdt Pariadji untuk mengajarkan bahwa PK bukanlah lambang, tetapi adalah benar tubuh dan darah Yesus. Yesus sendiripun tidak pernah mengatakan bahwa inilah lambang tubuhKu, inilah lambang darahKu. Tetapi inilah tubuhKu, inilah darahKu. Jadi apa yang dilakukan di Tiberias sesuai dengan apa yang Yesus lakukan, sehingga pembuktiannya dengan banyak mujizat yang terjadi.
Mempelajari Alkitab dari PL sampai PB, kita akan melihat bahwa setiap utusan Tuhan pasti selalu disertai dengan tanda dan mujizat, supaya setiap orang yang mendengarnya percaya bahwa dia diutus oleh Tuhan. Apa yang diajarkan di Tiberias bukan karena maunya pribadi seorang Pdt Pariadji, tetapi karena perintah Tuhan. Bagaimana supaya orang percaya bahwa Pdt Pariadji diutus Tuhan? Tuhan menyertainya dengan tanda dan mujizat. Kenapa anak2 dan bayi2 boleh diberikan PK? Karena darah binatang yang dicurahkan dalam PL saat orang Israel keluar dari tanah Mesir, bukan saja berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga seluruh keluarga (termasuk anak2). Dan di Tiberias bayi2 dan anak2 yang menerima PK, mereka juga menerima dan merasakan mujizat. Bahkan yang divonis mati di kandungan oleh dokter, bisa selamat karena menerima PK. Di saat kita mengimani bahwa perintah ini datangnya dari Tuhan kepada Pdt Pariadji dan gereja Tiberias, maka kuasaNya beserta dengan kita. Gereja Tiberias berdiri untuk mengembalikan ajaran yang benar, melalui kuasa PK ada kuasa Allah yang dinyatakan. Berbahagialah jika kita menerimanya karena berdasarkan perintah, bukan suatu penafsiran semata yang dapat bertentangan satu dengan yang lainnya dan menganggap penafsiran aku yang paling benar yang lain salah. Padahal ada 3 pandangan besar yang berkembang. Tetapi 1 yang kita yakini bahwa PK bukanlah kehendak manusia, tetapi kehendak/ perintah Tuhan untuk kita lakukan.
Tuhan Yesus memberkati
Langganan:
Postingan (Atom)