Entri Populer

Rabu, 14 Mei 2014

GEREJA TIBERIAS INDONESIA - Panggilan dan Seruan Pertobatan

Kehadiran Gereja Tiberias di tengah masyarakat Indonesia membawa warna baru dalam dunia pelayanan. Sebab sejak kemunculannya membuat banyak fenomena di tengah pelayanan Kristen di Indonesia. Mulai dari panggilan khusus gembala sidangnya, dengan perkataan yang sering diucapkan; "saya diperintahkan Tuhan . . ., saya dipaksa menjadi pendeta . . ., saya ditugaskan mengembalikan kuasa minyak anggur", dst. 
Saya sebenarnya termasuk orang yang cukup tidak sejalan (awal mulanya), apalagi saya memiliki orang tua yang boleh dikatakan sangat fanatik dengan pelayanan gaya Tiberias, yang membuat kita sering berselisih paham dalam model pelayanan yang dilakukan. Tetapi seiring berjalannya waktu dan terutama saat saya mempelajari kembali tentang sejarah gereja, serta ikut bergabung dalam pelayanan bersama gembala sidang Tiberias, Pdt. DR. Yesaya Pariadji, membuka mata saya bahwa ternyata apa yang disampaikan oleh beliau adalah suatu kebenaran yang ada juga di dalam Alkitab. 
Pembahasan yang coba saya tuangkan disini nantinya akan cukup panjang, oleh sebab itu saya membagi menjadi beberapa bagian. Dengan harapan orang banyak tahu tentang apa yang sebenarnya gereja ini lakukan dan dasarnya apa. Dan semoga bagi yang ingin belajar, bisa mendapatkan sesuatu dari tulisan ini. Tetapi jika yang dituliskan disini tidak disukai, maafkanlah saya. Karena saya tidak bisa menyenangkan semua orang, sama seperti Yesus tidak bisa menyenangkan semua orang. Apa yang saya tuliskan semata2 karena Roh Kudus yang memberikan pengertian tentang pelayanan gereja Tiberias.

Pendahuluan
Saya meyakini bahwa saat ini kita sedang hidup di masa akhir jaman, dimana kita menantikan kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya. Semakin mendekati waktu kedatanganNya, iblis berusaha membinasakan banyak orang. Oleh sebab itu cara iblis membinasakan orang percaya dengan mengirim banyak penyesat ke dalam gereja. Kenapa gereja? Karena tidak perlu iblis menyesatkan yang sudah tersesat yang ada di luar gereja, karena gereja merupakan kumpulan orang percaya; maka gerejalah yang menjadi target utama iblis dalam penyesatan. Dalam melakukan penyesatan, iblis menyamar seperti malaikat terang, karena dengan demikianlah dia akan diterima oleh warga gereja. Jika ia menampakkan wujud aslinya kepada kita, sudah barang tentu kita akan meninggalkannya. Oleh sebab itu kita harus menguji tiap2 orang yang mengaku sebagai "hamba Tuhan" tapi sebenarnya bukan datang dari Tuhan.
2 Pet 2:1-3 jelas menuliskan, bahwa sejak zaman PL sudah bermunculan nabi palsu (zaman itu tidak ada gelar pendeta), dan jaman PB ada guru palsu (para pengajar Alkitab); sehingga jangan heran kalau jaman sekarang bermunculan hamba Tuhan palsu. Hamba Tuhan palsu tampil di tengah gereja, di tengah kumpulan orang percaya, karena demikian juga yang terjadi di jaman PL dan PB. Hal inilah yang menbuat kita harus menguji, apakah hamba Tuhan tersebut datang dari Tuhan atau tidak.
Seperti halnya saya pernah ditanya oleh seorang anak muda dari kota Sulawesi, dengan menceritakan "ada seorang hamba Tuhan, dia berkata dapat mimpi dari Tuhan untuk membuat ramuan dari campuran beberapa bahan. Ramuan ini sanggup menyembuhkan berbagai macam penyakit, termasuk HIV. Tapi syaratnya tidak boleh minum obat dan tidak boleh terima minyak lagi. Ditambahkan, bahwa bahan ramuan ini Tuhan minta kepadanya untuk dirahasiakan, tidak boleh ada seorangpun yang tahu". Saya bertanya, apakah ada dasar Firmannya? Kalau tidak ada, hendaklah waspada, karena siapa tahu itu bentuk penyesatan model baru. Seperti hal juga saya menghadapi kasus dimana seorang mahasiswa saya menceritakan, bahwa ada seorang hamba Tuhan mengaku mempunyai karunia "mengubah air menjadi anggur seperti Yoh 2, dan akhirnya air putih tersebut dipakai untuk perjamuan kudus". Pertanyaan saya simple kepada yang bertanya kepada saya tentang hal tersebut, air putihnya berubah jadi anggur tidak? Jawabnya, tidak. Saya katakan bahwa Yesus benar2 merubahnya. Jika dasar tersebut dipakai untuk melakukan perjamuan dengan air putih karena bisa dirubah menjadi perjamuan kudus yang adalah tubuh dan darah Yesus, saya katakan itu penyimpangan dan mungkin penyesatan. Karena sekalipun Yesus sanggup mengubah air putih menjadi anggur, tetapi Dia tidak melakukannya saat akan perjamuan bersama murid2Nya. Bahkan Dia perintahkan murid2Nya untuk persiapkan perjamuan paskah,myang artinya beli roti dan anggur. 
Lalu pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan Tiberias. Gereja Tiberias berdiri karena adanya panggilan khusus Pdt. DR. Yesaya Pariadji untuk mendirikan gereja yang penuh kuasa, dimana beliau selalu katakan bahwa saya diperintahkan Tuhan, melewati suatu pengalaman rohani. Apakah gereja ini benar, dsb? Muncul banyak pertanyaan. Sama seperti suatu ketika penulis ditanya oleh beberapa teolog. Bahwa darimana kamu (saya) tahu bahwa apa yang disampaikan pak Pariadji benar, beliau diundang ke surga (memang kamu ikut ke surga), beliau diperintahkan Tuhan (memang kamu dengar juga perintahnya), jangan2 itu dibuat2 untuk terlihat spektakuler, dsb. Jawaban saya simple tentang hal ini, bahwa masing2 kita punya pengalaman "pribadi" bersama Tuhan, yang berbeda2 satu dengan yang lainnya. Tapi untuk menguji apakah pengalaman itu benar dari Tuhan atau tidak, kita harus uji dengan Firman. Karena itulah standar dan utama dalam kebenaran.

Panggilan Khusus
Secara khusus Tuhan memanggil Pdt. DR. Yesaya Pariadji untuk mendirikan gereja Tiberias dimana pelayanannya akan disertai penuh kuasa. Banyak yang bertanya2, kenapa harus pak Pariadji yang dipilih, kenapa harus dipaksa? Bahkan seorang pendeta pernah berkata, kalau ada hamba Tuhan mengatakan saya dipaksa Tuhan jadi pendeta, itu bentuk pembodohan, dsb. Saya rasa Tuhan punya hak dan cara untuk memanggil seseorang menjadi perpanjangan karya Allah di bumi.
Pertama Musa, bagaimana Musa "dipaksa" Tuhan untuk membebaskan orang Israel dari tangan Firaun. Bahkan sampai Musa menawarkan Harun saja yang Tuhan pakai, tetapi tetap Tuhan memilih Musa. Kedua, Amos. Dimana sebenarnya dia bukan nabi, tapi hanya peternak dan petani (Am 7:14), tapi Tuhan perintahkan dia untuk menjadi nabi dan menyampaikan pesan Tuhan. Ketiga, Yunus. Dimana Yunus sampai hampir berurusan dengan maut karena menolak panggilan Tuhan untuk memberitakan pertobatan ke Niniwe. Keempat, Paulus. Dimana Paulus orang yang tidak kenal Tuhan pada mulanya, bahkan penganiaya orang Kristen. Tapi Tuhan pilih dia menjadi alat bagi kemuliaanNya. Artinya memang kita tidak pernah tahu, kenapa Tuhan pilih Pdt. DR. Yesaya Pariadji yang bukan Kristen, yang tidak kenal Tuhan dari mulanya, tetapi dipanggil khusus untuk berkarya bagi Dia. Itu semua merupakan hak prerogatifnya Allah, dimana Dia sendiri punya hak untuk memilih orang untuk dipakai sebagai kawan sekerjaNya (Yes 65:1). Mungkin jawaban yang simple ini memberikan kita pandangan baru, bahwa kalau sampai ada seseorang yang dipilih Tuhan dan dipaksa untuk menjadi alat bagi karyaNya, berarti orang tersebut special di mata Tuhan. Sama halnya, kenapa harus kita yang diselamatkan? Kenapa tidak keluarga kita yang lain yang tidak menerima Dia? Mungkin jawaban sederhananya, karena anda dan saya adalah orang yang special di mataNya.
Oleh karena itu kita tidak bisa membatasi kenapa Tuhan harus memilih seseorang, bahkan harus dipaksa meneruskan karya Allah di bumi. Itu semua adalah hakNya. 

Perintah Menyerukan Pertobatan
Saat perjumpaan dengan Yesus, saat diundang ke Sorga, Pdt. DR. Yesaya Pariadji diperintahkan dengan suatu perkataan, "Pariadji, kamu belum saatnya mati, kembalilah ke bumi untuk menyerukan bahwa manusia harus hidup yang suci: suci pikirannya, perkataannya, perbuataannya, untuk dipersiapkan menjadi jemaat yang kudus, yang dipersiapkan masuk ke Sorga". Dari perintah inilah lahir visi misi gereja Tiberias dalam sebuah rumusan kalimat Mempersiapkan Jemaat Yang Kudus, Misionaris dan Siap ke Sorga. Tidak heran sejak berdirinya gereja ini, secara konsisten Pdt. DR. Yesaya Pariadji menyerukan tentang kekudusan, dimana kekudusan sebuah hal yang penting untuk membawa kita ke sorga. Maz. 24:3-5 jelas mengatakan kepada kita, bahwa orang2 yang bisa menghadap Tuhan dan masuk ke dalam TempatNya, adalah orang2 yang menjaga kekudusan. Dalam Ibr. 12:14 juga mengatakan hal yang sama, dimana tanpa kekudusan, tidak ada seorangpun yang akan melihat Allah, artinya masuk sorga.
Tetapi banyak orang berfikir bahwa kita tidak akan pernah bisa selamat dengan perbuatan baik, tapi karena anugrah Allah. Saya katakan, 100% betul. Tetapi pertanyaannya adalah, apa yang kita lakukan setelah kita menerima anugrah? Anugrah Yesus nyatak kita terima melalui korban tubuh dan darahNya, yang kita terima juga dalam Perjamuan Kudus. Tetapi kenyataannya, Banyak orang menyalahgunakan anugrah untuk hidup seenaknya, sehingga Paulus harus menuliskan dalam Rm. 6:14-16 bahwa anugrah bukan untuk mengijinkan kita berbuat dosa, tetapi justru karena anugrah, kualitas hidup kita menjadi lebih baik lagi, dibandingkan orang2 yang hidup dalam jaman Taurat. Itulah yang Yesus jelaskan dalam Mat 5:21-48, dimana Dia membuat suatu hukum yang baru, hukum Grace (penekanan saya), dimana target Yesus, kita mencapai kesempurnaan. Hukum Grace justru jika pahami dengan benar, lebih sulit, lebih susah, lebih ribet dibandingkan hukum Taurat PL. Tetapi kabar baiknya bahwa kita dimampukan oleh Roh Kudus untuk hidup di dalamnya. 

Kesimpulan
Apa yang diperkatakan dalam mimbar Tiberias tentang panggilan Tuhan kepada Pdt. DR. Yesaya Pariadji dan perintah tentang kekudusan, semua itu terdapat dalam Alkitab, sehingga kesimpulan saya bahwa apa yang disampaikan dalam mimbar Tiberias bukan bentuk penyimpangan, tetapi justru sesuatu yang Alkitabiah. Karena target gereja ini membawa kita ke dalam tujuan akhir hidup kita setelah mati, yaitu sorga. 
Pembahasan tentang yang lain, akan saya tuliskan dalam bagian yang berbeda. Kiranya berkat Allah dalam AnakNya Yesus Kristus, melimpah atas kita.